Find Us On Social Media :

Jangan Main Hape Pas Mau Tidur, Kalau Nggak Mau Mandul

By Kama, Rabu, 5 April 2017 | 17:49 WIB

Tidur sambil main hape bisa membuatmu mandul

Grid.ID - Kadang, karena belum bisa tidur atau untuk menghilangkan penat sebelum istirahat, kamu kerap bermain gadget di tempat tidur.

Penelitian menyebutkan hal tersebut dapat mengganggu fungsi mata kamu.

(BACA JUGA: Terlalu Asyik Menggenggam Gadget Berdampak Buruk Bagi Saraf)

Tapi ternyata tidak hanya itu.

Menggunakan perangkat elektronik di kamar tidur pada malam hari ditemukan dapat merusak sperma maupun sel telur.

Orang yang rutin memainkan ponsel atau tablet di malam hari sebelum tidur lebih mungkin untuk memiliki anak-anak yang lebih rentan terhadap penyakit, para ilmuwan mengingatkan.

Jatuh tertidur dengan televisi menyala sepanjang malam di kamar tidur juga dinilai bisa merusak sperma dan sel telur.

(BACA JUGA: Heboh Lagi, Setelah Warga 7 Negara Dilarang Masuk AS, Kini Penumpang Pesawat 13 Negara Dilarang Bawa Gadget Ke Kabin)

Temuan ini muncul dari percobaan laboratorium pada hamster setelah studi sebelumnya mengaitkan antara lampu malam dengan peningkatan risiko kanker, penyakit jantung, dan depresi.

Prof Randy Nelson, yang memimpin penelitian AS mengatakan, “Kami harus peduli tentang meningkatnya eksposur dari tablet, telepon, dan TV.”

Ini merupakan yang pertama kalinya dimana peneliti mampu menunjukkan bahwa kerusakan akibat paparan gadget di malam hari tidak hanya berdampak kepada individu yang menggunakan, tetapi juga pada anak-anak mereka kelak.

“Ini bukan masalah yang berkembang di dalam rahim, namun berasal dari sperma dan sel telur. Efeknya ialah menyebabkan keturunan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah,” kata tim peneliti di Ohio State University.

(BACA JUGA: Penting! Waterproof dan Water Resistant Itu Beda! Smartphone Kebanyakan Water Resistant, Ini Penjelasannya)

Para ahli juga memperingatkan bahwa paparan cahaya elektronik di malam hari dapat mengganggu jam biologsi tubuh.

Selain itu, telah dikaitkan pula dengan peningkatan risiko kanker, depresi dan penyakit jantung. (*)