Laporan tulisan dari The Malay Mail tentang kejadian ini telah mendorong beberapa anggota parlemen Malaysia untuk menuntut maskapai meminta maaf kepada para wanita calon pramugari.
“Saya menuntut Malindo meminta maaf kepada wanita Malaysia, terutama mereka yang ingin menjadi pramugari,” kata Siti Mariah Mahmud, seorang anggota parlemen untuk konstituen Kota Raja, saat konferensi pers Rabu (5/04/2017).
“Jika mereka ingin beroperasi dari Malaysia, mereka harus menghormati wanita,” tambahnya.
Dua anggota parlemen lainnya, Kasthuri Patto dan Teo Nie Ching, juga menyebutkan bahwa praktik maskapai dalam mereka merekrut pramugari tidak dapat diterima.
Malindo Air adalah maskapai penerbangan bertarif rendah yang berbasis di Malaysia.
Maskapai ini merupakan perusahaan gabungan antara Malaysia National Aerospace and Defence Industries (NADI) (51%) dan Lion Air dari Indonesia (49%).
Nama 'Malindo' berasal dari nama negara masing-masing, Malaysia dan Indonesia.
Pada awalnya Malindo Air direncanakan beroperasi pada tanggal 1 Mei 2013 dari terminal baru KLIA2.
Akan tetapi, pihak Malindo Air memajukan tanggal peluncurannya menjadi pertengahan Maret 2013 dengan rute domestik, Kuala Lumpur ke Kota Kinabalu dan Kuching.
Malindo Air menyediakan kursi kelas Ekonomi dan Bisnis. (*)