Grid.ID - Sebuah maskapai penerbangan yang beroperasi di Malaysia, Malindo Air, membuat sebuah pengumuman untuk menjaring calon pramugari.
Syarat yang ditampilkan dalam iklan standard tetapi prosesnya yang membuat netizen geram.
Dilansir dari themalaymailonline.com, menyatakan bahwa dalam proses wawancara, calon pramugari diminta untuk menanggalkan pakaian bagian atas mereka.
The Malay Mail melaporkan kejadian praktik perekrutan dan wawancara pramugari ini terjadi pada tanggal 11 Maret 2017.
Para calon pramugari pada saat wawancara tidak hanya melepas pakaian bagian atas saja tetapi mereka juga untuk mengangkat rok mereka, melipat celana mereka, dan melepas stokingnya.
Sesaat setelah berita ini muncul, pihak Malindo melalui Director of Public Relations and Communication Malindo Air, Raja Sa'adi Raja Amrin langsung memberikan klarifikasi.
Bukannya menolak, justri pihak Malinod seakan-akan melakukan pembelaan bahwa praktik dalam proses rekrutmen ini wajar.
"Ini bukan masalah, kami punya hak untuk melakukan pengecekan itu pada mereka," ujar Raja Sa'Adi, Rabu (5/4/2017).
Ia mengatakan bahwa persyaratan pramugari untuk melepas pakaian adalah prosedur normal ketika wawancara.
Alasannya karena pakaian seragam pramugari Malindo Air adalah kebaya yang semi transparan sehingga bagaian tubuh akan terlihat dan diperiksa dulu pada saat wawancara.
“Ini bukan masalah. Kami memiliki hak untuk melakukan pemeriksaan tubuh seperti pada mereka. Saya pikir sebagian besar maskapai penerbangan melakukan hal yang sama,” katanya yang dikutip Grid.ID dari The Malay Mail dan RT News.
"Kita perlu tahu apakah ada bekas luka atau tanda apapun di tubuh calon pramugari seperti yang Anda lihat bahwa kaki mereka harus terlihat mulus tanpa luka ketika mereka berjalan,” kata Raja Sa'adi Raja Amrin.
Laporan tulisan dari The Malay Mail tentang kejadian ini telah mendorong beberapa anggota parlemen Malaysia untuk menuntut maskapai meminta maaf kepada para wanita calon pramugari.
“Saya menuntut Malindo meminta maaf kepada wanita Malaysia, terutama mereka yang ingin menjadi pramugari,” kata Siti Mariah Mahmud, seorang anggota parlemen untuk konstituen Kota Raja, saat konferensi pers Rabu (5/04/2017).
“Jika mereka ingin beroperasi dari Malaysia, mereka harus menghormati wanita,” tambahnya.
Dua anggota parlemen lainnya, Kasthuri Patto dan Teo Nie Ching, juga menyebutkan bahwa praktik maskapai dalam mereka merekrut pramugari tidak dapat diterima.
Malindo Air adalah maskapai penerbangan bertarif rendah yang berbasis di Malaysia.
Maskapai ini merupakan perusahaan gabungan antara Malaysia National Aerospace and Defence Industries (NADI) (51%) dan Lion Air dari Indonesia (49%).
Nama 'Malindo' berasal dari nama negara masing-masing, Malaysia dan Indonesia.
Pada awalnya Malindo Air direncanakan beroperasi pada tanggal 1 Mei 2013 dari terminal baru KLIA2.
Akan tetapi, pihak Malindo Air memajukan tanggal peluncurannya menjadi pertengahan Maret 2013 dengan rute domestik, Kuala Lumpur ke Kota Kinabalu dan Kuching.
Malindo Air menyediakan kursi kelas Ekonomi dan Bisnis. (*)