Grid.ID - Berbagai manfaat dari melindungi kulit dari sinar matahari mungkin sudah sering kamu dengar, mulai dari risiko yang berskala ringan hingga berat.
Tapi, kesadaran wanita untuk menjaga kesehatan kulitnya masih rendah.
(BACA JUGA: Salah Menggunakan Masker Jenis Ini, Kulit Wajah Malah Bisa Rusak dan Iritasi)
Padahal kulit orang yang tinggal di daerah tropis yang bersuhu tinggi sangat rentan terkena dampak dari paparan sinar matahari yang merusak kulit, seperti di Indonesia.
Selain faktor iklim, letak geografis Indonesia membuat negara kita memiliki dua suhu yang masing-masing memiliki rata-rata suhu rendah sekitar 24-26 derajat Celcius, lalu rata-rata suhu tinggi berkisar 30-33 derajat Celcius.
Alasan lain, Indonesia terletak di sepanjang khatulistiwa yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan paparan sinar UV tertinggi di dunia, yakni selama rata-rata 8,2 jam per hari.
(BACA JUGA: Punya Kulit Putih Mulus Bening, Ternyata Ini Perawatan yang Dijalani Member JKT48)
Maka dari itu, sejumlah anjuran dikeluarkan bagi mereka yang tinggal di Indonesia untuk menghindari aktivitas luar rumah pada tengah hari, apalagi dalam jangka waktu lama dan intensitas rutin.
Bukan hanya itu, masyarakat Indonesia juga disarankan mengenakan pakaian, tabir surya, serta topi penghalau paparan sinar UV yang mampu memicu risiko kanker kulit.
Sinar UVB yang bergelombang sedang mampu membakar lapisan permukaan kulit, dan merupakan penyebab utama kulit menjadi kemerahan serta terbakar.
Radiasi UVB bisa terhalang oleh bangunan berjendela, pakaian, dan awan.
(BACA JUGA: Lebih dari Sekedar Bumbu Dapur, Ini 5 Manfaat Mengejutkan Bawang Putih Untuk Kecantikan Kulit)
Sedangkan sinar UVA yang bergelombang pendek dapat menembus lebih dalam ke lapisan dermis kulit yang mengakibatkan perubahan DNA pemicu kanker kulit.
Hal ini lebih mengkhawatirkan karena radiasi UVA tidak dapat dihentikan oleh sebagian besar bahan yang ada.
"Dari kasus-kasus yang pernah kami tangani sejauh ini, masalah penuaan dini merupakan salah satu efek yang paling umum terjadi di Indonesia, yang disebabkan oleh paparan sinar UV," jelas Dr. Sri Ellyani, Sp.KK., yang dikutip dari nova.id oleh tim Grid.ID
Sejumlah masalah kulit dapat dialami oleh siapa saja yang terkena paparan sinar UV.
Potensi kerusakan di antaranya adalah timbulnya keriput, kondisi kulit yang kendur dan terus meningkat seiring pertambahan usia (di atas usia 35 tahun), lalu munculnya kerutan di sekitar mata, kening, dan lipatan leher yang semakin terlihat jelas.
(BACA JUGA: Tips Perawatan Lengkap Untuk Kulit Sensitif yang Gampang Alergi, Cari Tahu di Sini!)
Masalah yang muncul berikutnya adalah noda pigmentasi yang bisa dijumpai pada semua orang.
Rata-rata 100 persen orang memiliki noda kecil dengan besar noda kurang dari 3 milimeter, yang diikuti dengan 83 persen orang lainnya yang memiliki noda besar lebih dari 4 milimeter.
Selain itu, paparan sinar UV mampu menciptakan skin heterogeneity atau warna kulit yang beragam.
Hal ini dapat ditemui pada 97,8 persen populasi masyarakat di seluruh daerah di Indonesia, disertai adanya 56,1 persen melasma atau daerah kulit dengan warna gelap di sekitar kulit wajah yang sering terkena paparan sinar matahari.
Sinar UV juga mengakibatkan terjadinya pigmentasi seri-labia (seri-labial pigmentation) atau menghitamnya kulit di daerah sekitar mulut dengan intensitas sangat tinggi, yakni 90,1 persen untuk kerusakan yang tidak terlalu serius. (*)