Find Us On Social Media :

Keren, Teknologi Suara Bisa Sembuhkan Kanker, Begini Cara Kerjanya

By Alfa, Jumat, 7 April 2017 | 04:52 WIB

HIFU menggunakan transduser ultrasonik untuk mengubah sinyal listrik menjadi gelombang suara sehingga sel-sel kanker dapat dimusnahkan tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan sekitarnya

Grid.ID - Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat ditakutkan.

Karena begitu divonis sakit kanker, sulit bagi penderitanya untuk bisa sembuh total.

Oleh karena itu dilakukan riset intensif untuk mencari metode penyembuhan penyakit kanker.

Sebuah terobosan terbaru dalam teknologi terapi high-intensity focused ultrasound (HIFU) telah terbukti penggunaannya sebagai pengobatan kanker yang efektif.

Sebuah tim penelitian multi-lembaga dari China mengembangkan sebuah rongga transduser bola semi-tertutup yang dapat menghasilkan medan gelombang-berdiri (standing-wave) yang fokus dengan wilayah fokal panjang gelombang menengah dan intensitas ultrasound sangat tinggi.

Rongga transduser bola muncul untuk menghasilkan daerah terpusat dan amplitudo tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan transduser tradisional berbentuk bola cekung.

Para peneliti mengatakan tingkat intensitas yang dihasilkan oleh desain transduser baru dapat menyebabkan perbaikan yang signifikan dalam terapi HIFU.

Penemuan ini dipublikasikan dalam Journal of Applied Physics.

HIFU merupakan pengobatan target non-invasif (tanpa pembedahan) yang menggunakan gelombang suara untuk membasmi sel-sel kanker.

HIFU menggunakan transduser ultrasonik untuk mengubah sinyal listrik menjadi gelombang suara, kemudian mengumpulkan suara ultra itu dan memusatkan pada area sempit untuk menaikkan suhu lebih dari 65 derajat Celcius.

Akibatnya, sel-sel kanker dapat dimusnahkan tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan sekitarnya.

Teknik ini bekerja dengan cara yang sama seperti memfokuskan sinar matahari melalui lensa, yang membantu menghilangkan sel-sel penyebab penyakit.

HIFU dapat digunakan sebagai alternatif untuk pengobatan kanker tradisional seperti kemoterapi dan pembedahan.

Terapi HIFU ini terbukti menjadi pengobatan kanker yang sangat efektif dalam berbagai penelitian dan uji klinis.

Misalnya, para peneliti di University College Hospital di London meneliti 625 pria dengan kanker prostat dan menemukan bahwa 93 persen pasien yang menjalani HIFU saja bisa terbebas dari kanker setelah lima tahun menjalani pengobatan, tanpa memerlukan pembedahan atau radioterapi.

Data juga menunjukkan bahwa hanya satu sampai dua persen dari pasien yang memiliki pengobatan HIFU menderita inkontinensia urin jangka panjang, dibandingkan dengan 10 sampai 20 persen pasien yang menjalani operasi.

Selain itu, hanya 15 persen dari pasien dalam kelompok HIFU mengalami disfungsi ereksi dibandingkan dengan 30 sampai 60 persen pada pasien bedah.

“Hasil penelitian ini mengesankan dan berpotensi mengubah pengobatan kanker prostat bagi banyak orang di masa depan,” kata rekan penulis penelitian Tim Dudderidge.

“Teknologi ini sangat menarik dan hasil ini menunjukkan bahwa pada pria yang didiagnosis secara dini dengan tes darah prostate-specific antigen (PSA), terapi target ini bisa seefektif pembedahan untuk mengangkat seluruh kelenjar prostat atau radioterapi dan memiliki efek samping yang lebih sedikit,” lanjutnya.

Penemuan ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan Asosiasi Eropa Urologi di Munich, Jerman.

Sebuah uji klinis di Inggris yang didanai oleh Medical Research Council juga menemukan bahwa 95 persen pasien yang menjalani terapi HIFU untuk kanker prostat bisa terbebas dari kanker setelah 12 bulan perawatan.

Para peneliti juga menemukan bahwa tidak ada responden yang menderita inkontinensia urine selama masa tindak lanjut.

Di belahan bumi lain, para peneliti di University of Alberta di Kanada juga mengembangkan teknik baru yang menggunakan gelombang suara terfokus untuk mengaktifkan partikel-partikel kecil yang dikenal sebagai Nanodroplets.

Menurut para peneliti, teknik baru ini seakurat teknik yang menggunakan jarum dalam biopsi.

Dengan sedikit energi suara ultra, akan mengubah fase Nanodroplets menjadi gelembung-gelembung mikro.

Itu penting karena suara ultra dapat mengosilasi gelembung-gelembung mikro ini.

Gelembung mikro menyerap energi ultrasound dan kemudian bertindak seperti sarung tinju meninju sel-sel tumor dan meng-KO sel-sel itu.

“Hal itu membuat kita untuk mendeteksi beberapa gen yang menunjukkan agresivitas tumor,” kata profesor Roger Zemp.

“Itu berpotensi sangat kuat. Kita bisa mendapatkan karakterisasi genetik dari tumor, namun tanpa pembedahan,” urainya.

Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Cancer Research. (*)