Grid.ID - Sungguh tega kelakuaan ayah tiri terhadap anak angkatnya ini.
Lelaki yang menjadi ayah tiri ini menyekap anaknya yang masih berusia delapan tahun di rumahnya di perumahan Seraya Garden, Balerang, Batam pada harai Kamis (6/4/2017).
Ayah tiri yang berkewarganegaraan Singapura ini bernama Kamarulzaman Bin Abdul Rahman atau kerap dipanggil Atuk, sedangkan anaknya bermama Maisa.
Sungguh tegang proses pembebasan Maisa dari tangan Atuk oleh pihak kepolisian Polres Balerang yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Barelang AKBP Hengki.
Ketika proses pembebasan ini, Atuk sempat keluar sambil menggendong Maisa sambil memegang parang serta mengancam agar orang-orang tidak mendekati rumahnya.
Dikutip dari Tribun Batam, peristiwa tersebut pun menarik perhatian warga sekitar dan terlihat menyaksikan drama penyekapan dari jarak jauh karena pihak kepolisian terlihat menjaga jarak aman agar orang tidak dapat lalu lalang di dekat rumah itu..
Selain garis kuning, sebuah batang pohon pun diletakan di tengah jalan untuk menghalangi orang lewat.
Setelah beberapa jam, pihak kepolisian akhirnya bisa membebaskan Maisa yang disekap oleh Atuk.
Saat polisi masuk ke rumah itu, sekitar pukul 19.00 WIB, terdengar jeritan dan teriakan.
Tak lama kemudian keluar Maisa yang langsung diamankan oleh beberapa polisi wanita.
Maisa terlihat syok dan terus menangis.
Atuk harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menyekap Maisa, putri angkatnya.
Atuk bersikeras mengatakan bahwa dirinya tidak menyekap Maisa tetapi pria yang telah 14 kali keluar masuk penjara tersebut harus tetap berhadapan dengan hukum.
"Saya sayang sama dia. Nggak ada saya sekap, mana ada saya sekap dia. Dari kecil saya gendong dia, manalah mungkin saya sekap dia. Saya marah karena dipisahkan dengan dia," ujar Atuk di ruangan penyidik seperti yang dikutip oleh Grid.ID dari Tribun Batam.
Kepada polisi, Atuk mengaku hanya rindu pada Maisa.
Atuk mengungkapkan sudah sejak sebulan lebih ia tak bertemu Maisa.
Pasalnya, putri angkatnya itu dibawa oleh sang istri dari rumahnya.
"Saya jemput dia dari dua hari lepas. Rindu kali, lama tak Jumpa. Tak pernah dibawa ke rumah dia, sudah hampir sebulan," ucapnya
Selain itu, perbuatan nekatnya menjemput Maisa dari sekolah karena Atuk mengaku merasa sakit hati dengan Neneng Nurhayati, istrinya.
Tak cuma membawa anaknya pergi, Neneng juga dianggapnya tega mengatai Atuk seorang gembel.
"Sakit hati saya. Habis semua harta saya untuk dia, tapi saya dibilang gembel. Pas dia datang itulah, dia bilang saya gembel," ucapnya. (*)