Sama seperti Haikal, ketiganya hanya lulusan sekolah menengah atas.
Komplotan Haikal ditangkap terlebih dahulu pada tanggal 28 Maret 2017 oleh tim Bareskrim Polri di sebuah rumah di Jalan Siaga Dalam, Gang Kemuning nomor 12, Kelurahan Damai, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto didampingi Kanit I Subdit III Direktorat VI Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim di Mabes Polri, Jakarta, yang dikutip Grid.ID dari Tribunnews, masing-masing pelaku yang menjadi komplotan Haikal mempunyai peran masing-masing.
Dari pemeriksaan, Rikwanto menerangkan bahwa MKU berperan menawarkan penjualan tiket pesawat dengan akun di facebook dengan nama Hairul Joe.
Dia mempunyai akun user name dan password untuk masuk ke server Citilink yang didapat dengan cara meretas situs tiket.com bersama tersangka SH (19).
AI bertugas memasukan data permintaan tiket pesawat Citilink dari pembeli ke aplikasi jual beli tiket online Citilink yang sudah dibuka oleh MKU.
Setelah kode booking tiket pesawat didapat, kode booking tersebut dikirimkan ke pembeli.
Setelah itu NTM berperan mencari pembeli tiket pesawat Citilink dengan akun facebook Nokeyz Dhosite Kashir.
Setelah calon pembeli tiket didapat, data order pembelian dikirimkan kepada AI.
Selanjutnya, AI melaksanakan tugasnya sebagai peng-input data ke aplikasi jual beli tiket online Citilink dan mengirimkan kode booking tiket pesawat yang didapat ke pembeli.
Menurut Rikwanto, SH atau Haikla adalah orang yang pertama kali atau otak pelaku pembobolan situs jual beli tiket online tiket.com pada server maskapai Citilink Indonesia.
Pembobolan dilakukan pada tanggal 11 hingga 27 Oktober 2016. (*)