Pada saat yang sama, AS telah secara signifikan melemahkan pertahanannya sendiri karena disfungsi politik dan keputusan yang dibuat oleh Republik maupun Demokrat," tulis Edelman, perwakilan dari Atlantic Council.
"Kekuatan AS akan membutuhkan sumber daya tambahan untuk melatih tingkat kemahiran yang tinggi di berbagai bidang potensial yang lebih luas dan lebih menantang dari sisi teknologi, terutama berfokus dari ancaman militer lanjutan dari China dan Rusia.
Meski begitu, uang bukanlah satu-satunya jalan penghalang bagi tercapainya tujuan tersebut," tulisnya.
Baca Juga : Rekor Bersejarah! Pengungsi Asal Somalia, Ilham Omar Berhasil Duduki Kursi DPR Amerika Serikat
Sebelumnya laporan kemiliteran AS yang dirilis pada bulan Januari 2018 lalu menuai kritik habis-habisan karena tidak spesifik, termasuk dalam hal kekuatan militer dan biaya yang dibutuhkan oleh negara tersebut.
"Fokus AS saat ini ada pada kontra-terorisme dan kontra-pemberontakan, mereka perlu perhatian khusus mengingat musuh-musuh tersebut telah mengembangkan cara-cara baru untuk mengalahkan AS.
AS telah kehilangan keunggulanya dalam bidang-bidang penting dalam perang seperti proyeksi kekuatan, pertahanan udara dan rudal, operasi luar angkara, kapal selam serta peperangan elektronik," tulis laporasn tesebut.
Laporan kemiliteran AS yang dirilis oleh Departemen Negara tersebut ditutup dengan peringatan yang tegas.
Baca Juga : Mengintip 7 Makanan Penjara di Seluruh Dunia, dari Amerika Serikat hingga Jepang
"Krisis pertahanan dan keamanan nasional AS tidak bisa diukur dalam konsep abstrak seperti stabilitas internasional dan tatanan global. Kondisi ini diukur dengan kondisi AS, sumber daya dan keamanan nasional serta kemakmuran masyarakat AS yang kini menghilang.
Jika Amerika serikat mengijinkan kepentingan dan keamanan nasionalnya dikompromikan melalui ketidakmauan dan ketidak mampuan untuk membuat pilihan investasi yang diperlukan, ini akan menghasilkan penyeselan di masa depan yang tidak bisa terhindarkan," tutup laporan tersebut.(*)