Laporan Wartawan Grid.ID, Dwi Ayu Lestari
Grid.ID - Saat ini Amerika Serikat tengah menghadapi krisis keamanan nasional.
Ini terjadi karena kekuatan militernya yang dikenal dalam sejarah, sudah terkikis secara drastis dan membuat negara adi daya ini tak mungkin bertahan lagi dalam pertempuran yang besar.
"Keunggulan militer Amerika Serikat tak lagi memadahi dan ini akan berdampak pada kepentingan dan keamanan nasional Amerika," kata laporan yang dikeluarkan pada Rabu (14/11/2018) oleh Komisi Strategi Pertahanan Nasional.
Laporan yang dibuat oleh badan independen yang disewa oleh the House and Senate Armed Service menyatakan, secara finansial atau strategis AS tidak siap untuk melancarkan dua perang sekaligus.
Baca Juga : Tak Mau Kalah dari Amerika Serikat, China Pamerkan Jet Tempur Siluman Pertamanya
Menurut pengamatan badan indepen tersebut, Amerika Serikat bisa kalah jika berperang melawan China dan Rusia secara individual.
Juru departemen Pertahanan Amerika Serikat, Johnny Michael mengatakan pihaknya menyambut baik laporan ini dan menjadikannya sebagai pengingat dan peringatan untuk segera bertindak bulan ini.
"Departemen Pertahanan akan mempertimbangkan setiap rekomendasi yang diajukan sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mempekuat pertahanan negara kita dan berharap untuk bekerjasama dengan kongres untuk mewujudkannya," kata Johnny Michael.
Atlantic Council, sebuah lembaga kebijakan urusan internasional non profit mengutarakan pendapatnya melalui sebuah tulisan.
Baca Juga : Saingi Amerika Serikat, China Pamerkan Jet Tempur Siluman Pertamanya, J-20
"China dan Rusia mencari hegemoni regional dan proyeksi kekuatan global dan memperkuat kekuatan militernya yang bertujuan untuk menetralkan kekuatan AS.
Pada saat yang sama, AS telah secara signifikan melemahkan pertahanannya sendiri karena disfungsi politik dan keputusan yang dibuat oleh Republik maupun Demokrat," tulis Edelman, perwakilan dari Atlantic Council.
"Kekuatan AS akan membutuhkan sumber daya tambahan untuk melatih tingkat kemahiran yang tinggi di berbagai bidang potensial yang lebih luas dan lebih menantang dari sisi teknologi, terutama berfokus dari ancaman militer lanjutan dari China dan Rusia.
Meski begitu, uang bukanlah satu-satunya jalan penghalang bagi tercapainya tujuan tersebut," tulisnya.
Baca Juga : Rekor Bersejarah! Pengungsi Asal Somalia, Ilham Omar Berhasil Duduki Kursi DPR Amerika Serikat
Sebelumnya laporan kemiliteran AS yang dirilis pada bulan Januari 2018 lalu menuai kritik habis-habisan karena tidak spesifik, termasuk dalam hal kekuatan militer dan biaya yang dibutuhkan oleh negara tersebut.
"Fokus AS saat ini ada pada kontra-terorisme dan kontra-pemberontakan, mereka perlu perhatian khusus mengingat musuh-musuh tersebut telah mengembangkan cara-cara baru untuk mengalahkan AS.
AS telah kehilangan keunggulanya dalam bidang-bidang penting dalam perang seperti proyeksi kekuatan, pertahanan udara dan rudal, operasi luar angkara, kapal selam serta peperangan elektronik," tulis laporasn tesebut.
Laporan kemiliteran AS yang dirilis oleh Departemen Negara tersebut ditutup dengan peringatan yang tegas.
Baca Juga : Mengintip 7 Makanan Penjara di Seluruh Dunia, dari Amerika Serikat hingga Jepang
"Krisis pertahanan dan keamanan nasional AS tidak bisa diukur dalam konsep abstrak seperti stabilitas internasional dan tatanan global. Kondisi ini diukur dengan kondisi AS, sumber daya dan keamanan nasional serta kemakmuran masyarakat AS yang kini menghilang.
Jika Amerika serikat mengijinkan kepentingan dan keamanan nasionalnya dikompromikan melalui ketidakmauan dan ketidak mampuan untuk membuat pilihan investasi yang diperlukan, ini akan menghasilkan penyeselan di masa depan yang tidak bisa terhindarkan," tutup laporan tersebut.(*)