Find Us On Social Media :

Sebelum Berangkat Sekolah, Anak Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Sering Jajan Gorengan di Warung Kopi

By Menda Clara Florencia, Kamis, 15 November 2018 | 21:03 WIB

Pembunuhan satu keluarga di Bekasi

Laporan Wartawan Grid.ID, Menda Clara Florencia

Grid.ID - Pemilik warung kopi yang letaknya tak jauh dari rumah korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi, Taufik mengaku sering melayani Sarah Boru Nainggolan (9) yang turut tewas dalam peristiwa itu.

Sarah Boru Nainggolan hampir setiap pagi membeli gorengan yang dijual Taufik di warung kopinya.

Sebelum Sarah Boru Nainggolan pergi ke sekolah, ia kerap menyempatkan membeli gorengan milik Taufik.

Baca Juga : Punya Usaha yang Sama, Mantan Ketua RT Mengaku Tak Pernah Bermasalah dengan Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

"Paling pagi beli gorengan di sini," kata Taufik, kepada Grid.ID di Bojong Nangka 2, Kota Bekasi, Kamis (15/11/2018).

Selebihnya, Sarah Boru Nainggolan tak pernah menikmati menu lainnya yang dijual Taufik.

Menu andalan Sarah Boru Nainggolan ada gorengan buatan Taufik.

"Yang lainnya enggak pernah," tandasnya.

Pemilik warung kopi jadi orang terakhir yang datang ke rumah korban

Siapa sangka penjual kopi, Taufik di dekat rumah korban pembunuhan satu keluarga di Bekasi jadi orang terakhir yang bertemu korban Diperum Nainggolan (38) sebelum dibunuh.

Taufik mengaku sempat membeli gas LPG ukuran 3kg ke warung milik Diperum Nainggolan.

Padahal saat itu warung Diperum Nainggolan sudah tutup.

Namun Taufik mengaku kenal dengan Diperum Nainggolan, sehingga ia tak sungkan mengetuk pintu rumahnya.

Baca Juga : Beli LPG, Seorang Penjual Kopi Jadi Orang Terakhir yang Datang ke Rumah Korban Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

"Bapaknya yang bukain, warung sudah tutup, tapi pintu samping masih terbuka lalu saya ketuk pintunya beli gas," kata Taufik, kepada Grid.ID di Bojong Nangka 2, Kota Bekasi, Kota Bekasi, Kamis (15/11/2018).

Saat itu Taufik dilayani oleh Diperum Nainggolan.

Ia pun bingung mengapa warung korban sudah tutup pada waktu itu.

Padahal biasanya, Diperum Nainggolan masih melayani pelanggan warungnya hingga pukul 23.00 WIB.

Baca Juga : Penyelidikan Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Terus Berlanjut, Polisi Temukan Celana Berlumuran Darah di Kamar Terduga Pelaku

"Saya ke sana jam setengah sepuluh, biasannya tutup jam sebelas malam," lanjut Taufik.

Seraya mengingat pertemuan terakhirnya dengan Diperum Nainggolan, Taufik mengatakan saat ia membeli gas, belum ada mobil yang diduga ditumpangi oleh terduga pelaku.

"Belum, belum ada mobil," pungkasnya. (*)