Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso
Grid.ID - Seorang gadis asal Tiongkok habiskan uang sejumlah Rp 227 juta milik ibunya, cuma untuk bermain video game.
Mengutip South China Morning Post, gadis asal Tiongkok ini habiskan uang ibunya sebesar Rp 227 juta untuk bermain video game, lewat pinjaman yang ia ajukan tiap hari selama 6 bulan.
Gadis asal Tiongkok ini habiskan uang sebesar Rp 227 juta milik ibunya demi membeli barang-barang virtual di video game.
Sang ibu baru mengetahui ulah sang anak ketika ia hendak mengambil tabungannya sebesar 180 ribu yuan atau sekitar Rp 378 juta di Bank Shenyang, Provinsi Liaoning, Tiongkok.
Wanita yang bernama depan Li, mendapatkan informasi bahwa tabungannya hanya tinggal 20 ribu yuan, atau sekitar Rp 42 juta.
Tabungannya berkurang karena adanya pengajuan pinjaman kecil yang sangat banyak atas nama dirinya, yang totalnya mencapai 108 ribu yuan atau sekitar Rp 227 juta.
Baca Juga : Mirip Manusia Asli, Sebuah Robot Pembaca Berita yang akan Bekerja Seharian Penuh Telah Muncul di Tiongkok
Mengutip SCMP, putri Li akhirnya mengakui bahwa dirinya menggunakan data bank sang ibu untuk mengajukan pinjaman lewat smartphone miliknya.
Putri Li menhabiskan uang Rp 227 juta untuk membeli barang-barang virtual di game Zhu Xian atau Jade Dynasty.
"Dia (putri Li) mengajukan pinjaman setiap hari selama 6 bulan," ungkap sang ibu.
Baca Juga : Mengaku Belajar dari Video Game, Seorang Pria di Amerika Curi dan Terbangkan Pesawat untuk Bunuh Diri
Sang ibu mengungkapkan, hutang terbesar yang diajukan putrinya dalam sehari dapat mencapai Rp 2 juta.
"Dia menghabiskan Rp 8,4 juta demi membeli kostum termahal yang ada di dalam game," ungkap Li.
Demi mendapatkan uangnya kembali, Li hendak menghubungi pengembang game Beijing Perfect World Network Technology.
Baca Juga : Inilah Orang yang Pertama Kali Menciptakan Console Video Game di Dunia, Mantap Pak!
Ia berharap dapat mendapatkan uang sejumlah Rp 227 juta miliknya kembali dengan alasan putrinya yang masih anak-anak.
Nilai pasar game di Tiongkok mampu mencapai 212 miliar yuan, atau sekitar Rp 445,9 triliun.
Namun pesatnya industri game baik di Tiongkok dan dunia, membuat banyak orang tua yang khawatir akan tumbuh kembang anaknya.
Untuk menghadapi isu tersebut, regulator Tiongkok membatasi waktu anak-anak bermain video game. (*)