Laporan wartawan Grid.ID, Ria Theresia Situmorang
Grid.ID - Saking cintanya dengan dunia olahraga, Rano Karno menyebut kalau ekspansi Tabloid Bola ke dunia online juga cukup membuatnya sedih.
Sejak dahulu, Rano Karno berujar ia adalah pembaca setia tabloid yang juga berada dibawah naungan perusahan media Kompas Gramedia Grup tersebut.
"Saya jujur sempat menulis untuk edisi yang terakhir. Dua edisi yang terakhir. Saya sedih," curhatnya kepada Grid.ID di kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Baca Juga : Tren Kandungan Ganja Dalam Produk Kosmetik Ternama, Amankah?
Pencinta olahraga sepakbola ini mengatakan ketiadaan Tabloid Bola versi cetak membuatnya kehabisan bahan bacaan.
Meskipun media olahraga tersebut hadir dalam versi online, ia merasakan betul perbedaan antara versi cetak dan online dari sudut pandangnya sebagai pembaca setia.
"Karena saya kehilangan bahan untuk saya baca. Memang saya paham akan tergusur dengan dunia online pasti walaupun sekarang ada dalam frame media yang lain olahraga juga ada dalam online tapi kalau online, maaf ya, kita nggak bisa punya imajinasi," jelasnya.
"Dalam online itu kita hanya membatasi informasi," terangnya lagi.
Baca Juga : Tommy Kurniawan Umumkan Kehamilan Sang Istri Tepat di Hari Jadi Pernikahan
Rano Karno menyebutkan kalau dalam versi cetak, informasi yang disuguhkan cukup banyak sehingga memungkinkan pembaca untuk berimajinasi ditambah dengan pendekatan kultur yang membuatnya cukup dekat dengan pembacanya.
"Tapi kalau dalam kertas kita bisa tahu sejarah. Sejarah atlet itu, sejarah olahraga itu. Banyaklah ada pendekatan kultur ada pendekatan budaya ada pendekatan manusia, ya," jelasnya.
"Misalnya kita bisa tahu sejarahnya si Andik seperti apa dulu. Kalau di online itu kan, nggak bisa panjang. Kita hanya bisa dapat informasi Indonesia kalah semalam 4-2 itu doang," sebutnya mengarah pada pertandingan sepakbola antara Thailand dan Indonesia dalam tahap group stage kejuaraan AFF yang berlangsung Sabtu (17/11/2018) lalu.
Baca Juga : Cerita Misterius Sopir Grab, Penumpang Hilang dan Uang Berubah Menjadi Daun
Namun begitupun, Rano Karno menyadari realita tersebut hanya saja ia menyesalkan informasi yang kurang lengkap dalam suguhan berita yang disampaikan secara online.
"Sampai hari ini saya minta maaf belum ada online yang bisa cerita tentang biografi. Ya, bukan biografi full lah atlet-atlet kita segala macam. Kaya kemarin yang panjat tebing kita bisa juara dunia kita kan nggak tahu anak-anak ini siapa," keluhnya.
"Tapi kita tahu di China dia menang, terakhir di Jepang dia juga menang. Ini kalau diceritain kan menjadi trigger untuk bisa menjadi sesuatu," terangnya.
"Tapi itulah realita. Disitu kita mesti belajar," tandasnya.(*)