Laporan wartawan Grid.ID, Ria Theresia Situmorang
Grid.ID - Menaggapi dua film yang sedang santer-santernya diberitakan yakni A Man Called Ahok dan Hanum & Rangga yang kebetulan mengangkat sosok yang dekat dengan dunia politik Indonesia, Rano Karno memiliki pandangan yang berbeda.
Hanum & Rangga sendiri adalah cerita tentang sepasang suami istri yang sarat dengan pesan moril tentang keislaman.
Namun, banyak orang yang mengenyampingkan hal tersebut karena sosok Hanum Rais yang merupakan anak dari politisi tanah air begitupun dengan film A Man Called Ahok yang jelas mempertontonkan satu sosok ternama.
Baca Juga : Setelah Pamer Foto Mesra sama Rizki D'Academy, Iis Dahlia Panen Hujatan!
Berbicara pada Grid.ID, dikediamannya di kawasan Lebak Bulus, Rano Karno menyebut kalau aneh jika masyarakat membanding-bandingkan jumlah penonton dalam permasalahan ini.
"Maaf seribu maaf saya nggak usah sebut nama film, film bersaing sama film ini, jadi aneh bagi saya," bukanya kepada Grid.ID sambil mengernyitkan dahi.
"Kok jadi begini gitu loh? Nggak ada urusan, film adalah film. Sebuah karya, kreasi," ujarnya kesal.
Baca Juga : Cathy Sharon Enggan Sekolahkan Anak di Sekolah Berbasis Internasional
Pemeran Doel dalam si Doel Anak Sekolahan The Movie ini mengaku memang belum menonton dua film tersebut namun karena sentimen masyarakat, ia makin ingin menonton kedua film yang sedang ramai dibicarakan mengingat jadwal rilisnya yang hampir bersamaan.
"Saya sendiri belum nonton tapi jadi semakin mau tahu," tegasnya.
"Tapi aneh bagi saya kalau dilihat ini dari segi politik. Nggak ada urusan dengan politik," sambungnya.
Bagi sosok yang sudah berkecimpung di dunia perfilman hampir setengah abad ini, film adalah karya yang tak perlu dipolitisasi.
"Karya adalah karya. Kalau mau bikin politik bikin aja film sendiri tentang politik," serunya.
Baca Juga : Sebut Angel Lelga Berzina, Postingan Instagram Vicky Prasetyo Dilaporkan
Ia menyayangkan kalau kedua film tersebut akhirnya dibanding-bandingkan karena jumlah penonton. Karena menurutnya hal tersebut adalah rezeki masing-masing film untuk menampilkan yang terbaik kepada penontonnya.
"Cuma kok kaya gini dipolitisasi semua. Yang satu sudah sampai sejuta, yang satu tiga ratus ribu. Itu kembali ke selera masyarakat," ujarnya.
"Dilan 6 juta, si Doel cuma 1,8, nggak marah saya. Ya kan, jadi aneh ya memang itu," tambahnya lagi.
"Rejekinya ya gitu ngapain diributin. Aneh kita. Ya semoga keanehan ini kita sepakati oh memang kita salah," tandasnya.(*)