Find Us On Social Media :

Tahu Jiwanya Terancam, Namun Hal Ini yang Membuat Jamal Khashoggi Nekat Kunjungi Kedutaan Arab Saudi di Turki

By Seto Ajinugroho, Senin, 19 November 2018 | 08:47 WIB

Jamal Khashoggi nekat kunjungi kedutaan Arab Saudi di Turki walaupun tahu jiwanya terancam.

Grid.ID - Wartawan Washington Post, Jamal Khashoggi, sering menjadi kritikus rezim Arab Saudi.

Jamal Khashoggi dibunuh di kedutaan Arab Saudi di Istanbul bulan lalu, tetapi Riyadh menolak bertanggung jawab atas kematiannya.

Sekarang CIA telah menyimpulkan dengan keyakinan tinggi bahwa Jamal Khashoggi dibunuh atas perintah dari otoritas tertinggi Arab Saudi, lapor Washington Post.

Dikutip dari Daily Star, Senin (19/11) Penilaian CIA ini didasarkan pada kesimpulan bahwa Pangeran Mohammed bin Salman adalah penguasa de facto negara Saudi.

Baca Juga : 7 Tanda Jika Kamu Orang yang Cerdas

Jadi CIA langsung menuding jika Mohammed bin Salman lah yang memerintahkan pembunuhan Khashoggi karena hanya ia yang punya wewenang untuk melakukan operasi itu.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Washington Post: "Posisi yang diterima adalah bahwa tidak mungkin ini terjadi tanpa dia (Mohammed) sadari."

Menurut CIA, sebuah tim yang terdiri dari 15 agen Saudi terbang ke Istanbul dengan pesawat pemerintah pada bulan Oktober dan membunuh Khashoggi di dalam kedutaan Saudi.

Jamal Khashoggi sendiri datang ke kedutaan untuk mengambil dokumen yang dia butuhkan demi merencanakan pernikahannya dengan tunangannya, Hatice Cengiz.

Baca Juga : Cermin Milik Kapten Titanic Dilelang, Konon Berhantu

Namun dia kemudian disiksa dan dibunuh di dalam konsulat.

CIA kemudian memeriksa berbagai sumber bukti termasuk panggilan telepon bahwa duta besar Saudi untuk AS, Khalid bin Salman, saudara laki-laki Pangeran, memiliki koneksi dengan Jamal Khashoggi.

Khalid memberi tahu Khashoggi untuk pergi ke Kedutaan Saudi di Turki dan memberinya jaminan bahwa itu akan aman.

Karena ada jaminan itulah yang memberanikan dirinya datang ke kedutaan.

Baca Juga : Dianggap Berhantu, Rumah Bohemian Rapsody di Blitar Jadi Sorotan Publik

Namun, juru bicara untuk Kedutaan Saudi di Washington Fatimah Baeshen menyangkal klaim tersebut.

"Penilaian CIA yang salah. Kami telah dan terus mendengar berbagai teori tanpa melihat dasar utama untuk spekulasi ini," ujar Fatimah Baeshen.

Tetapi Saudi telah menawarkan beberapa penjelasan yang kontradiktif tentang apa yang terjadi, termasuk bahwa itu adalah hasil kerja sekelompok bandit jahat.

Sementara Presiden AS Donald Trump menolak tuduhan menyalahkan Saudi karena aliansi erat antara AS dan Arab Saudi.

Bahkan setelah ditunjukkan bukti kematian Khashoggi, ia masih tetap skeptis bahwa Mohammed bin Salman lah yang memerintahkan pembunuhan itu, menurut sumber Gedung Putih.

 

(Seto Aji/Grid.ID)