Grid.ID - Tren pesawat tempur generasi kelima tampaknya bakal menjadi barang wajib yang harus dimiliki setiap angkatan udara di dunia, F-22 Raptor milik AU Amerika Serikat (AS) misalnya.
F-22 Raptor sendiri adalah pesawat tempur generasi kelima pertama di dunia.
Aktif sejak tahun 2009 di AU AS, kini F-22 Raptor merupakan jet tempur siluman tercanggih yang ditakuti karena belum ada lawan sebanding.
Rusia yang harusnya bisa menandingi hegemoni AS dalam penguasan udara dengan program Sukhoi Su-57 nya malah tak jelas alias kesulitan membuat pesawat tempur generasi kelima.
Baca Juga : Sebelum Dihabisi, Jamal Khashoggi Dipaksa Kirim Pesan Kepada Anaknya
F-22 Raptor ditakuti karena punya kelebihan dalam hal Low Observable alias Stealth, tak terlihat oleh radar.
Namun apakah benar adanya jika F-22 Raptor tak bisa terlihat radar?
Jawabannya salah.
Industri pertahanan itu bagaikan lingkaran setan, sebuah senjata pasti punya penangkalnya dan penangkalnya pasti punya lawan lainnya. Begitu terus tak akan pernah putus.
Baca Juga : Layaknya Film Final Destination, Seorang Penumpang Tersedot Keluar Jendela Pesawat Saat Mengudara
Jadi, semua pesawat baik itu stealth maupun tidak semuanya masih bisa terlihat di radar. Termasuk F-22 Raptor.
Yang membedakan hanyalah besaran pantulan Radar Cross Section (RCS).
F-22 Raptor akan nampak dilayar radar layaknya burung terbang karena body pesawat yang dilapisi Radar Absorbent material, rancang bangun pesawat yang berkonstruksi F-22 39% titanium, 24% komposit, 16% aluminium dan 1% termoplastik serta exhaust engine yang dibuat sekecil mungkin.
Semua hal diatas dilakukan untuk meminimalisir pancaran RCS.
Perlu diketahui jika semakin kecil RCS yang terpantul maka pesawat akan sulit ditembak jatuh.
Kenapa? hal ini lantaran misil/rudal menggunakan pancaran RCS sebagai 'penuntun' untuk menuju target.
Jika RCS sangat kecil maka rudal akan kebingungan dalam mengunci target yang akhirnya penembakan tak tepat sasaran.
Meski pesawat generasi kelima amat menakutkan, rupanya Indonesia sudah mengambil ancang-ancang untuk mengantisipasi adanya jet tempur stealth yang hendak masuk wilayahnya.
Diketahui Indonesia sudah membeli sistem radar canggih untuk mendeteksi pesawat siluman.
Mengutip dari era.aero, Indonesia mengakuisisi radar pasif asal Republik Ceko besutan ERA Omnipol Group, Vera-NG.
Saking khawatirnya, AS pernah meminta Ceko untuk tak menjual radar ini ke China, Pakistan, Iran dan negara Asia Barat karena kemampuan Vera-NG.
Radar pasif Vera-NG sendiri mampu mengendus keberadaan pesawat berfitur stealth dengan sangat mudah, hal inilah yang membuat AS sampai meminta Ceko tak menjual Vera-NG ke sembarang negara.
Kemampuan radar pasif ini amat canggih, yakni dapat mengidentifikasi sasaran sebanyak 200 buah sekaligus.
Bahkan dalam database server, Vera-NG mampu mengenali identitas 10.000 jenis sasaran.
Benda apa saja yang melayang diudara, baik jet tempur stealth, drone/UAV bahkan burung sekalipun dapat dideteksi dengan baik oleh Vera-NG.
Lebih sangarnya lagi, Vera-NG juga dapat melacak keberadaan ranpur darat macam tank hingga kapal perang di laut.
Sekarang proses instalasi radar ini sedang dilakukan di Ranai, Natuna.
Indonesia sengaja menggelar radar Vera-NG di sana lantaran diprediksi masa mendatang banyak pesawat stealth berseliweran akibat konflik laut china selatan.
(Seto Aji/Grid.ID)