Find Us On Social Media :

Quraish Shihab Mengkritik Perayaan Maulid Nabi yang Berlebihan, sang Ulama: Kalau Sudah Berlebihan, Kita Tidak Setuju

By Puput Akad Ningtyas Pratiwi, Rabu, 21 November 2018 | 06:50 WIB

Quraish Shihab mengkritik perayaan Maulid Nabi yang berlebihan

Laporan wartawan Grid.ID, Puput Akad

Grid.ID - Baru-baru ini, ulama dan Quraish Shihab mengkritik perayaan Maulid Nabi yang berlebihan.

Quraish Shihab mengkritik perayaan Maulid Nabi yang berlebihan karena biaya untuk menggelar perayaan kelahiran Nabi Muhammad yang kerap mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah lebih baik diberikan kepada kaum yang membutuhkan.

Pernyataan Quraish Shihab mengkritik perayaan Maulid Nabi yang berlebihan itu ia sampaikan di video yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab pada Senin (19/11/18).

Baca Juga : Maulid Nabi 2018: Mengenal Tradisi Keresan di Mojokerto, Warga Berebut Hasil Bumi yang Digantung di Pohon Kersen

Pada video yang berjudul Merayakan Ulang Tahun dalam Islam (Part 1) tersebut, Quraish Shihab turut menyampaikan sejarah di balik perayaan Maulid Nabi seperti yang kita kenal pada masa sekarang.

Awalnya, Najwa Shihab menanyakan mengenai sejak kapan Maulid Nabi diperingati oleh umat Muslim.

Quraish Shihab lantas menjelaskan bahwa sejak Nabi Muhammad lahir, hal itu sudah dirayakan sebagai ucapan syukur.

Ayah presenter Najwa Shihab ini kemudian menjelaskan asal-usul perayaan Maulid Nabi yang rutin digelar setiap tahunnya.

Baca Juga : Maulid Nabi 2018 : Mengenal Lebih Dekat Tradisi Sripuan yang Dilaksanakan di Kota Kupang

Quraish Shihab menuturkan, perayaan tersebut baru dimulai pada zaman Dinasti Abbasiyah.

"Kalau kita berbicara tentang perayaan-perayaan. Ada aneka hiasan. Itu baru dimulai pada zaman Dinasti Abasiyah. Pada masa pemerintahan Khalifah Alhakim. Dia merayakan Maulid dengan keluar bersama permaisurinya dengan pakaian yang indah," ujarnya.

Sang ulama kemudian menyampaikan bahwa tradisi tersebut kemudian menjadi kebiasaan turun-temurun di Mesir.

Baca Juga : Kirimkan Rantang Berisi Makanan untuk Keluarga Ahok, Najwa Shihab: Semoga Suka Nasi Kebuli

"Dari sini kemudian sampai sekarang di Mesir hal itu diperingati dalam bentuk membuat boneka-boneka dalam bentuk manisan dinamai Araisil Maulid," sang ulama menjelaskan.

Menurutnya, perayaan tersebut sah-sah saja dilakukan sebagai bentuk sebagai bentuk untuk mendidik anak-anak untuk mencintai Nabi Muhammad.

Quraish Shihab kemudian menceritakan bahwa di tempat asalnya, Sulawesi Selatan, terdapat tradisi khusus untuk merayakan Maulid Nabi.

Baca Juga : Segera Menikah, Baim Wong Pilih Quraish Shihab Jadi Saksi Pernikahan

"Saya di Sulawesi Selatan caranya lain lagi. membuat lampu-lampu dari semprong, kemudian dihiasi telur-telur. Dihiasi warna-warni," kenangnya.

Saat ditanya oleh Najwa Shihab terkait perayaan, Quraish Shihab menjelaskan bahwa saat ini ada perkembangan saat ini yang bersifat positif maupun negatif.

"Yang negatif kita tolak, di Mesir ada acara nyanyi-nyanyian, tari-tarian yang tidak dibenarkan, tapi inti dari perayaan maulid sebenarnya adalah memperkenalkan nabi Muhammad, karena anda tidak kenal maka anda tidak cinta," kata Quraish Shihab.

quraiBaca Juga : Najwa Shihab Kerap Dapat Ancaman, Quraish Shihab Akui Tak Khawatir

Setelah itu, Quraish Shihab secara blak-blakan mengkritik perayaan Maulid Nabi yang kerap diadakan berlebihan.

"Maaf saja saya sering mengkritik sehingga ada orang beranggapan bahwa saya tidak suka acara maulid, makan besar-besaran habis jutaan hingga belasan juta, padahal lingkungannya butuh klinik, butuh taman baca, itu lebih baik disalurkan daripada menghabiskan untuk perayaan berlebihan," ujar sang ulama.

Quraish Shihab bahkan secara tegas menyatakan ketidaksetujuannya akan hal tersebut.

"Maaf saja. Kalau sudah berlebihan, kita tidak setuju," ungkap sang ulama.

Baca Juga : Cara Merasakan Tanda-tanda Kehadiran Jodoh Menurut Quraish Shihab