Find Us On Social Media :

Alasan Indonesia Jadi Satu-satunya Negara yang Rayakan Hari Ibu pada 22 Desember

By Andika Thaselia, Rabu, 21 November 2018 | 14:52 WIB

Ternyata Indonesia jadi satu-satunya negara yang merayakan Hari Ibu pada 22 Desember. Untuk tahu alasannya, kita harus kembali ke tahun 1928 dulu.

Grid.ID - Tak banyak yang tahu kalau Indonesia jadi satu-satunya negara yang merayakan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.

Kendati Hari Ibu merupakan salah satu perayaan internasional, tak ada negara lain yang merayakan Hari Ibu pada 22 Desember selain Indonesia.

Lalu, kenapa Indonesia jadi satu-satunya negara yang merayakan peringatan Hari Ibu pada 22 Desember?

Baca Juga : Hari Ibu : Kumpulan Ucapan Selamat Hari Ibu untuk Mengungkapkan Rasa Cintamu

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu kembali ke masa sebelum kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1928.

Seperti yang sebelumnya telah diberitakan oleh Tribun Timur, Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama.

Kongres Perempuan Indonesia yang pertama ini jatuh pada tanggal 22-25 Desember 1928.

Baca Juga : Lomba Menulis Surat di Hari Ibu Jadi Asal Mula Munculnya Peringatan Hari Ayah Nasional di Indonesia

Kongres ini pertama kali dilaksanakan di Yogyakarta.

Tepatnya bertempat di nDalem Jayadipuran, yang kini bertransformasi menjadi Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Gedung ini terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta.

Baca Juga : Ucapkan Selamat Hari Ibu, Mamanya Steffi Zamora Jadi Sorotan, Muda Banget!

Kongres Perempuan Indonesia yang pertama ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi wanita.

Mereka berasal dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Dari sini kemudian terlahir Kongres Wanita Indonesia atau yang disebut dengan Kowani.

Baca Juga : Iis Dahlia Mengaku Tak Diberi Kejutan Saat Hari Ibu, Begini Reaksi Pada 2 Anaknya

Di Indonesia sendiri, organisasi wanita sudah memulai eksistensinya sejak 1912.

Pergerakan mereka terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia di abad 19.

Sebut saja Kartini, Christina Martha Tiahahu, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, dan Nyai Ahmad Dahlan.

Baca Juga : VIDEO: Di Hari Ibu, Wulan Guritno Malah Sakit Hati Karena Hal ini

Kongres ini diadakan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.

Agenda utama kegiatan ini adalah untuk mempersatukan perempuan di Nusantara.

Selain itu, mereka juga ingin menjunjung eksistensi perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, hingga pernikahan usia dini bagi perempuan dan lain sebagainya.

Baca Juga : Mengharukan, Inilah Ucapan Selamat Hari Ibu dari Melanie Subono Untuk Semua Perempuan Indonesia

Mengikuti jejak Kongres Perempuan Indonesia I, Kongres Perempuan II kemudian digelar pada Juli 1935.

Dalam kongres ini kemudian dibentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf (BPBH) dan menentang perlakuan tidak wajar atas buruh wanita perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Meskipun sudah dilaksanakan pada 1928, namun peringatan Hari Ibu belum langsung ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga : VIDEO - Karnaval Festival Literasi terbesar di Indonesia, Festival Literasi Gramedia Hari Ibu di Kabupaten Lombok Utara

Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember baru ditetapkan pada Kongres Perempuan III pada 10 tahun kemudian, yakni 1938.

Namun perayaan ini belum bersifat resmi.

Baru pada 1953 melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Presiden Soekarno resmi menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu, hingga saat ini.

Baca Juga : Selamat Hari Ibu, Inilah Sederet Public Figur yang Beri Ucapan Spesial Untuk Sang Bunda

Seperti yang telah disebutkan di awal, hanya Indonesia yang memperingati Hari Ibu pada 22 Desember.

Menurut data di Wikipedia, negara-negara lain seperti Australia, Kanada, Jerman, bahkan Malaysia merayakan Hari Ibu di minggu kedua bulan Mei.

Lalu, ada juga peringatan Hari Perempuan Internasional alias International Women's Day pada 8 Maret. (*)