Find Us On Social Media :

Aiptu Sunaryanto Ngeri Sebelum Nge-Dor Penyandera di Buaran, Ini yang dibilang

By Octa, Senin, 10 April 2017 | 23:18 WIB

Penodongan dan penyanderaan di Buaran Jakarta Timur (9/4/2017)

Grid.ID - Aksi heroik Aiptu Sunaryanto, dapat apresiasi banyak orang.

Kebanyakan mereka salut terhadap apa yang dilakukan anggota polantas yang lagi bebas tuas tersebut.

Aiptu Sunaryanto adalah polisi yang menggagalkan penyanderaan di kawasan Buaran, Jakarta Timur.

Hermawan yang menyandera korban di dalam angkot, didor tangan kanannya.

(BACA JUGA : 9 Fakta Aksi Aiptu Sunaryanto Gagalkan Penyanderaan di Buaran, Ini Loh yang dibaca Sebelum Nge-Dor)

Seperti diketahui, terjadi penodongan dan diakhiri dengan penyanderaan oleh Hermawan.

Tapi sesungguhnya, beban berat sedang dipukul oleh Aiptu Sunaryanto.

Pasalnya dia harus menyelamatkan sandera yang terdiri atas 1 orang wanita dan bocah.

Juga dengan kenyataan, bahwa sebilah pisau di tangan Hermawan siap menyayat leher wanita yang diketahui bernama Risma.

Aiptu Sunaryanto juga mengungkapkan kengeriannya.

(BACA JUGA : Ketika Ibu Risma Disandera dan Ditodong, Lalu Ada Tembakan dan Peluru Melesat di Dekat Kepalanya)

"Saya ngerinya salah sasaran," katanya yang terekam dalam video yang diunggah oleh akun @slamet wahyudi channel di Youtube.

Dengan beban berat yang ada dipundak dan ketakutannya itu, Aiptu Sunaryanto tetap harus bertindak.

Cepat dan tepat sasaran. itu tindakan yang harus dilakukan.

Di dalam video itu juga, terdengar bacaan Bismillah sebelum Aiptu Sunaryanto merangsek ke dalam angkot dan melep[askan tembakan.

Nggak ada yang tahu, apa lengan kanan Hermawan yang memang dijadikan sasaran tembak.

Tapi yang jelas dengan beban berat yang diemban, Aiptu Sunaryanto berhasil melumpuhkan Hermawan dan sekaligus menyelamatkan sandera.

Aksi penodongan dan penyanderaan di angkot KWK T25 jurusan Rawamangun-Pulogebang, Minggu (9/4/2017) di Buaran, Jakarta Timur, benar-benar seperti drama dalam film.

Apalagi, pelaku penodongan, Hermawan (28), cukup nekat.

Selain itu, yang disandera adalah seorang ibu yang sedang menggendong anaknya yang masih balita.

Hermawan tak mau melepaskan sedikit pun Ibu Risma yang menjadi sanderanya, juga anak Risma, Dafa Ibnu Hafiz.

Bahkan, Hermawan sempat menekan pisau lebih keras ke leher Risma.

Drama makin menegangkan itu terjadi, setelah salah satu penumpang, Isnawati, berhasil lolos dan keluar dari angkot.

Isnawati sempat menyerahkan handphone, tapi rupanya Hermawan belum puas dan masih memina dompetnya.

"Udah lu jangan banyak omong, kata dia gitu. Saya sahutin, lu mau ambil barang gua semua ya udah bunuh gua sekalian, bunuh aja, bunuh gua'," tantang Isnawati.

Selanjutnya Isnawati berteriak meminta tolong dan penodong panik, hingga akhirnya Isnawati berhasil meloloskan diri.

Namun tidak dengan Risma dan anaknya.

Mereka justru menjadi senjata Hermawan untuk memaksa agar massa yang datang saat itu tidak menangkapnya.

Dalam kondisi seperti itu, datanglah polisi lalu-lintas, Aiptu Sunaryanto.

Ia mencoba bernegosiasi, tapi keadaan tidak serta merta membaik.

Justru sebaliknya, Hermawan semakin kalap dan terus menodongkan pisau ke leher Risma.

Risma hanya bisa terdiam dan ketakutan, sambil memeluk putranya.

Negosiasi yang dilakukan cukup alot dan akhirnya Aiptu Sunaryanto melihat sedikit kesempatan.

Nggak mau kehilangan moment, Aiptu Sunaryanto langsung merangsek ke dalam angkot sambil melepas tembakan.(*)

Dorr...