Nagwa Abdel-Aleem adalah wanita pertama yang mati dalam menjalankan tugas di kepolisian Mesir. Media Mesir melaporkan, salah satu dari dua putra Nagwa yang juga seorang polisi, juga tewas dalam insiden itu.
Foto-foto dirinya bersama suaminya, seorang letnan tentara, telah banyak beredar luas di media sosial, bersama dengan pesan terima kasih dan mohon doa.
“Polisi berjilbab kehilangan hidupnya membela umat Kristen di Gereja Katedral Koptik Alexandria. Jangan menilai orang dengan apa yang mereka pakai. Tindakannya dipuji,” kicau netizen di Twitter.
Serangan terjadi pada hari Minggu Palma, seminggu sebelum jemaat Kristen merayakan Paskah.
Sementara itu Paus Fransiskus akan mengunjungi Mesir pada akhir bulan ini, tepatnya 28-29 April. Paus tidak mau mengurungkan niatnya mengunjungi negeri yang sedang rawan ancaman bom itu.
Kristen Mesir adalah kelompok minoritas, sekitar 10 persen dari 90 juta penduduk yang mayoritas Muslim. Mereka sering menjadi target kekerasan oleh kelompok radikal, yakni oleh sayap ISIS di wilayah Sinai.
Serangan pada Minggu palma ini telah memicu kemarahan publik, yang mendorong Presiden Abdel Fattah el-Sisi, berjanji untuk mendindak tegas ekstremisme.
Pemerintah telah mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan ke depan dan mengerahkan pasukan untuk menjaga ruang-ruang publik di seluruh negeri, terutama lagi selama Paskah.
Wahby Lamie, yang salah satu keponakannya tewas dan lainnya luka-luka dalam ledakan Tanta, menyatakan putus asanya kepada Reuters.
“Untuk berapa lama lagi kita mengalami situasi terbelah seperti ini? Siapa pun yang berbeda dari kelompok ekstremis disebut kafir, baik itu Muslim maupun Kristen,” katanya. (Kompas.com)