Laporan Wartawan Grid.ID, Annisa Dienfitri Awaia
Grid.ID - Kapal motor Multi Prima 1 yang bertolak dari Surabaya menuju kota Waingapu, Nusa Tenggara Timur, tenggelam di perairan Bali, pada Kamis (22/11/2018) malam kemarin.
Melansir dari Tribun-Bali.com, kapal barang yang membawa 14 anak buah kapal (ABK) tersebut sempat memancarkan kode bahaya sebanyak dua kali saat berada di Selat Bali.
Kode ini kemudian diterima oleh nahkoda KM Cahaya Abadi 201.
"Tiba-tiba ada panggilan mayday, mayday. Minta tolong kita kondisi miring dan persiapan abandonedship," tutur Yulius, Nahkoda KM Cahaya Abadi 201, seperti dikutip Grid.ID dari tayangan KompasTV.
Namun begitu sampai di titik lokasi KM Multi Prima 1, para kru KM Cahaya Abadi 201 justru hanya menemukan serpihan barang dari kapal barang tersebut.
Kru KM Cahaya Abadi 201 juga menemukan 7 ABK yang terombang-ambing di lautan dengan mengenakan jaket pelampung berteriak meminta tolong di Pulau Kapoposang, Bali.
Ketujuh awak kapal yang selamat tersebut kemudian langsung dievakuasi, sedangkan 7 ABK lainnya masih dicari.
Yulius menyebutkan, pihaknya sempat terus mencari ABK KM Multi Prima 1 lainnya yang belum ditemukan.
Namun karena cuaca buruk, mereka terpaksa menghentikan pencarian pada Jumat (23/11) pukul 05.00 WITA.
Dilansir Grid.ID dari kompas.com, Humas Kantor SAR Mataram, I Gusti Lanang Wiswananda, menerangkan bahwa tim SAR Mataram akan membantu melakukan pencarian ketujuh korban kapal KM Multi Prima 1 yang hilang.
"Kapal RB 220 Mataram akan digerakan membantu pencarian," ucap Lanang seperti dikutip dari kompas.com, Minggu (25/11/2018).
Baca Juga : Kisah Pasangan Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba, 7 Bulan Lagi Akan Menikah
Dari keterangan yang diberikan Lanang, dengan menggunakan kapal Rescue Boat 220 Mataram, tim penyelamat masih melakukan pencarian 7 ABK KM Multi Prima 1 yang belum ditemukan.
Menurutnya, peristiwa tenggelamnya KM Multi Prima 1 diduga akibat cuaca dan gelombang yang buruk.
(*)