Grid.ID - Debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua akan digelar hari ini, Rabu (12/4/2017).
Seperti yang sudah dikabarkan sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menetapkan sosok cantik Ira Koesno kembali menjadi moderator di debat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Kembali Jadi Moderator di Debat Pilkada Putaran ke-2, Akankah Ira Koesno Lakukan Kesalahan Ini Lagi?
Dilansir dari Tribunnews.com, alasan KPU DKI kembali memilih wanita cantik yang memiliki nama lengkap Dwi Noviratri Koesno ini karena kehebatannya dalam memandu acara serta mengatur para pendukung pasangan calon di debat Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.
Hal tersebut terbukti dari Debat pertama Pilkada DKI Jakarta putaran pertama yang melambungkan namanya dan menjadikan sosok dirinya lebih fenomenal dibandingkan dengan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur pada saat debat kala itu.
Berikut beberapa fakta-fakta yang terjadi di Debat Pilkada DKI Jakarta putaran pertama yang membuat sosoknya fenomenal dan dibincangkan oleh publik. Sebut tangan Agus Harimurti dingin saat bersalaman
Moderator 'Debat Publik' calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Ira Koesno, bercanda sebelum acara dimulai.
Dilansir dari Tribunnews.com, mantan presenter televisi ini sebelumnya enggan bersalaman dengan ketiga pasangan calon yang sudah berada di atas panggung saat acara dibuka oleh Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno di Hotel Bidakara, Jumat (13/1/2017) malam
Namun tidak lama, akhirnya dia bersalaman kepada tiga pasangan calon yang telah menempati tempat duduknya masing-masing.
"Coba ah siapa yang tangannya paling dingin," ucapnya seraya berseloroh dan mulai menyalami pasangan calon satu per satu.
"Mas Agus tangannya dingin ini," ujar Ira seraya mengomentari tangan Agus Yudhoyono yang berada di panggung.
Tak pelak, ketiga pasangan calon ikut tertawa mendengar candaan Ira dan kemudian memulai acara debat. Sempat tidak puas dengan hasil Debat Pilkada karena alasan ini
Mantan presenter berita ini menyatakan bahwa dirinya tidak puas saat didaulat menjadi moderator debat pertama Pilkada DKI Jakarta.
Ira Koesno sebenarnya berharap debat kala itu bisa lebih tajam.
Ia juga mengatakan, debat memang harus lebih tajam. Apalagi pada saat ia memandu sesi 4 dan 5 yang menurutnya harus lebih tajam.
Namun, karena pembatasan waktu yang disediakan, membuat dirinya agak kerepotan dan moderator tidak diperbolehkan menajamkan di tengah-tengah debat.
Hal itu ia katakan seusai pelaksanaan debat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, pada 13 Januari 2017.
Ira juga mengatakan, batasan waktu memang diperlukan demi asa keadilan. Hitungan waktu sebagai kultur Indonesia. Sering berimprovisasi dalam memunculkan pertanyaan dalam debat
Tak cukup sampai di situ, Ira menuturkan, bagian yang cukup sulit dalam memoderasi debat adalah menjaga para pendukung pasangan calon agar tetap tertib.
Ketertiban dibutuhkan agar debat berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
Selain itu, Ira juga mengaku berimprovisasi dalam memunculkan pertanyaan.
"Moderator itu sempit ruangannya, tapi panelis KPU Jakarta itu memberikan ruang yang cukup leluasa bagi saya untuk bisa berimprovisasi sehingga akhirnya muncullah pertanyaan-pertanyaan itu kepada pasangan calon," ujarnya. Menjadi 'juara' pada Debat pertama Pilkada DKI Jakarta
Beragam tanggapan dan meme muncul di media sosial pasca debat calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Satu di antara tanggapan yang menarik adalah yang dibuat Adib Hidayat. Lewat akun Twitter pribadinya, @AdibHidayat seolah membuat survei yang belum diketahui sumber datanya berasal.
Nama pembawa berita Ira Koesno yang menjadi moderator dalam debat mendapat presentase paling tinggi.
''Juaranya Mbak @irakoesno malam ini. #Debat1PilkadaDKI," cuit Adib Hidayat di akun Twiiternya.
Pimpinan redaksi sebuah media itu menuliskan, pasangan nomor urut satu mendapat lima persen. Nomor urut dua 37 persen, nomor urut tiga enam persen. Sementara Ira Koesno 52 persen.
Kesalahan fatal Ira Koesno yang terjadi di Debat pertama Pilkada DKI Jakarta tak disadari oleh publik
Meski begitu, ingatkah kamu pada kesalahan 'fatal' yang pernah dilakukan Ira Koesno pada debat Pilkada DKI Jakarta yang pertama?
Saat penyampaian pemikiran calon gubernur dan calon wakil gubernur, Ira Koesno hampir saja melewati giliran pasangan nomor urut satu, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Pertanyaan yang disampaikan saat itu adalah bagaimana merealisasikan pemikiran-pemikiran para cagub dan cawagub yang sudah disampaikan di awal debat.
Pasangan nomor urut dua mengajukan Djarot untuk bicara, sedangkan nomor urut tiga mengajukan Sandiaga Uno.
Selanjutnya tentu menjadi giliran nomor urut satu, saat yang lain mengajukan cawagubnya, namun pasangan nomor satu malah Agus yang berbicara bukannya Sylviana Murni.
Dalam hal ini Ira Koesno sempat mau melewati nomor urut pertama, kemungkinan Ira lupa karena gilirannya yang dibuat acak.
Namun, saat tiba giliran pasangan nomor satu untuk bicara, justru hampir terlewati dan berganti topik.
Sebelum kekeliruan berlanjut, ia kemudian meralat lalu calon pertama menyampaikan pemikirannya.
Kembali didaulat menjadi moderator pada Debat Pilkada putaran kedua, apakah sosok Ira Koesno akan kembali menjadi bahan perbincangan publik seperti pada debat pertama?