Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan
Grid.ID - Lagu adalah puisi yang diberi nada. Kalimat ini nampaknya berlaku bagi band indie asal Yogyakarta, Kota & Ingatan.
Kota & Ingatan baru saja merilis album baru bertajuk Kurun.
Ada sepuluh lagu dalam album Kurun, album pertama kuintet rock Kota & Ingatan.
Sepintas didengarkan, lagu-lagu dalam album Kurun berisi kritik terhadap banyak hal.
Baca Juga : Pilih Lagu Menari Sebagi Single Utamanya, Rizky Febian Ingin Keluar Zona Nyaman
Pada lagu Peluru, misalnya,
pada peta yang dilenyapkan
pada segala yang dihilangkan
darah kami yang dulu tertanam
telah tumbuh menjelma peluru
yang mencari setiap persembunyian
Baca Juga : Semula Rizky Febian Ingin Albumnya Diberi Judul dengan Bahasa Sunda
Penggalan lirik tersebut mengingatkan kita pada aktivisme 1998.
Darah para aktivis yang dilenyapkan, aksi Kamisan yang terus digelar hingga sekarang dan keluarga aktivis hilang yang juga belum mendapatkan keadilan.
Kota & Ingatan, sesuai dengan namanya menyoroti masalah yang terjadi di lingkup perkotaan.
Apa saja?
Baca Juga : Siap Siap! Calum Scott Akan Gelar Konser Sekaligus Meet & Greet di Indonesia
Kekerasan, kemiskinan, hak asasi manusia, hingga yang terkesan lebih 'remeh' seperti mimpi yang hilang atau cinta yang kandas di tengah jalan.
Lagu Memoar, misalnya, tampaknya mencoba untuk menggambarkan kehidupan percintaan yang tak berpihak pada 'aku lirik'.
kita temu dan luruh menatapi persimpangan yang tak pernah bertemu
gadis rumbai jagung duduk di sudut itu
dan hujan, aku hanya menjelma hujan
hujan
dan pergi
dan kering
Baca Juga : Calum Scott Bakal Konser Lagi di Indonesia, Kali Ini Berkonsep Broadway
Terbentuk pada 2016, Kota & Ingatan beranggotakan Addi Setyawan (bass), Indradi Yogatama (gitar), Maliq Adam (gitar), Aji Prasetyo (drum), dan Aditya Prasanda (pelafal teks).
Meski mengusung musik rock, beberapa lagu dalam album Kurun juga seolah ditempeli nuansa elektronik seperti penggalan musik dari Bottlesmoker.
Aris Setyawan dalam sebuah artikelnya di serunai.co menyebutkan bahwa Kota & Ingatan sempat menjadi sorotan saat tampil di Art Jog 2016 dan memprotes hadirnya Freeport sebagai salah satu sponsor perhelatan seni rupa tersebut.
Kota & Ingatan tampil di berbagai perhelatan musik dari band-band indie di Yogyakarta seperti Urban Gigs dan gelaran konser solidaritas yang mengawal isu-isu tertentu.
Baca Juga : Lagu Kidung Abadi Chrisye Dikemas Lewat Digital Streaming dan Piringan Hitam
Salah satu contohnya adalah aksi solidaritas bersama Paguyuban Petani Lahan Pantai - Kulon Progo (PPLP-KP) yang menolak keras rencana tambang pasir besi di tanah mereka, Maret 2018 lalu.
Berdasarkan petikan wawancara yang tayang di kharsa.id, Kota & Ingatan memang berfokus pada isu perkotaan dan mencoba menuangkan kritiknya di lagu-lagu pada album Kurun.
'Kurun' dipilih sebagai nama album karena menaungi rentang waktu (kurun) terjadinya peristiwa yang ingin mereka soroti.
Peristiwa tersebut di antaranya pembredelan pameran, diskusi dan nobar hingga protes masyarakat soal habisnya air yang tersedot akibat pembangunan hotel di lingkungan mereka.
Baca Juga : Raisa Andriana Tutup Fermata Intimate Concert dengan Air Mata
Dengan lirik puitis, lagu berisi kritik jadi lebih nyaman didengar.
Album Kurun dapat didengarkan melalui cakram padat yang dapat diperoleh di beberapa toko yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
Selain itu, Kurun juga dapat didengarkan melalui platform digital di sini.
Selamat untuk Kota & Ingatan!
(*)