Grid.ID - Anggit Purwoto adalah guru program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SMT3), di SDN 04 Sungkung, Bengkayang, Kalimantan Barat.
Dia mengunggah sebuah video di akun Facebook-nya yang berisi permintaan murid-muridnya pada presiden Jokowi untuk memberikan mereka tas sekolah.
(BACA JUGA: Akhirnya Ketahuan Juga, Ibu Guru yang Sering Tidur Bareng Murid SMA Cowok yang Usianya 17 Tahun!)
Permintaan mereka terwujud, dan presiden Jokowi mengirimkan perlengkapan sekolah komplit.
Heri Apriyanto atau biasa dipanggil Dodo adalah salah satu siswa SDN 04 Sungkung yang menerima paket seragam, tas dan perlengkapan sekolah tersebut, Senin (10/4/2017).
Dia adalah satu siswa SD yang ada di dalam video yang diunggah oleh Anggit.
Dodo sangat gembira karena dia mendapat satu lagi seragam sekolah baru.
(BACA JUGA: Soal Berbau Rasis dan Kepercayaan Ditemukan di Soal Ujian Anak Setingkat SD Menjadi Perdebatan Netizen)
Laporan KompasTV yang ikut mengantarkan bantuan Jokowi ke kabupaten ini menyebutkan, Dodo tinggal di pondok bambu sederhana bersama kedua orangtua dan adik perempuannya.
Hanya ada dua ruangan di rumah itu, yaitu dapur dan ruang utama.
Di pondok inilah, Dodo merajut cita-citanya menjadi tentara.
Jimi, ayah Dodo, menuturkan, sebagai seorang petani dengan penghasilan terbatas, tak mudah untuk membelikan pakaian seragam sekolah untuk anaknya karena harus memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.
Selain itu, kondisi jalan berbukit-bukit dan berlumpur menuju kota tak mudah dilalui.
(BACA JUGA: Ternyata Ada Makna Istimewa di Balik Warna Seragam Pramugari Garuda Indonesia, Bikin Bangga!)
Jimi mengaku sempat membelikan satu seragam baru untuk Dodo setelah mendapat upah mengangkut pasir.
Sebelumnya, lanjut Jimi, Dodo hanya menggunakan pakaian seragam bekas milik pamannya yang umurnya sudah bertahun-tahun.
Warnanya pun sudah lusuh.
"Saya sih ndak mampu beli apa-apa, pakaian yang baru. Saya kerja, tapi pakaian anak saya tak mampu saya beli. Waktu saya angkat pasir, baru saya beli di Akit," ujarnya.
Sang guru, Anggit, mengaku, tak tahan melihat keterbatasan para siswa yang hanya memiliki satu buah buku tulis, tidak memiliki pensil atau hanya mengenakan seragam lusuh.
"Jadi, sebenarnya itu hanya keinginan mereka untuk memiliki tas, seragam yang layak sama seperti anak di kota sana,” ujarnya.
(BACA JUGA: Jubir YouTube: Rajin Main Socmed, Jokowi Semakin Dekat Sama Rakyatnya)
“Setidaknya, saya ingin mereka merasakan yang namanya arti dari sila ke-5, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia," tutur Anggit.
Mulia sekali hati guru mereka ya. (*)