Grid.ID - Diberitakan sebelumnya, seorang warga Desa Sinar Bulan, Kecamatan Lungkang Kule, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, terpaksa sembunyikan jasad bayinya ke dalam tas dan membawanya pulang.
Aspin Ekwandi juga harus naik angkot, akibat nggak kuat bayar sewa ambulan dari rumah sakit.
Saat hendak membawa jenazah bayi menuju kampung halamannya, Aspin bersama kerabat yang mendampingi menanyakan biaya sewa ambulans ke manajemen rumah sakit.
Pihak rumah sakit menjelaskan bahwa biaya sewa ambulans sebesar Rp 3,2 juta.
"Saya coba tawar, tapi tegas mereka katakan tidak bisa kurang," ujar Aspin yang dilansir Grid.ID dari Kompas.com.
Dia mencari jalan keluar agar jenazah bayinya bisa dibawa pulang dan dimakamkan.
Aspin akhirnya memasukkan jasad anaknya ke dalam tas pakaian dan pulang ke kampung halamannya menggunakan kendaraan umum.
Jalanan aspal yang berliku-liku, terasa berat dijalani oleh Aspin.
"Di dalam mobil sopir minta agar tas diletakkan di bagasi.
Saya menolak dengan alasan di dalamnya kue untuk acara pernikahan saudara.
Untung sopir tak curiga," kata Aspin yang dilansir Grid.ID dari kompas.com.
Ini beberapa fakta lain yang terjadi selama Aspin membawa jasad bayinya untuk dibawa pulang dan dikebumikan.
1. Jarak Desa Sinar Bulan tempat tinggal aspin dari Bengkulu, lebih kurang 227 km.
2. Perjalanan lebih dari 6 jam itu, lewat jalur Lintas Barat Sumatera.
3. Aspin harus memangku jasad anak ke-4 dari perkawinan dengan Sri Sulismi.
4. Sepanjang jalan sedih hanya ditahan dalam dada dan Aspin juga harus kuat untuk tidak meneteskan air mata biar supir nggak curiga.