Grid.ID - Diambilnya pertapa Gunung Dieng, Mbah Fanani, masih menjadi pembicaraan.
Sebagian warga di daerah Dieng juga masih kecewa, apalagi penjemputan itu tanpa izin warga atau pengurus setempat.
Mbah Fanani yang bertapa di Jalan Raya Dieng Kulon selama 19 tahun, sudah dianggap bagian dari warga setempat.
Apalagi, Mbah Fanani juga dihormati warga, bahkan orang-orang dari luar daerah.
(BACA JUGA: Misteri Mbah Fanani, Pertapa Dieng yang Dicabut dari Persemayamannya)
Banyak yang sering berkunjung ke tenda pertapaan Mbah Fanani dari berbagai kota, termasuk beberapa pejabat.
Mbah Fanani dijemput oleh 15 orang berpakaian putih-putih dengan menggunakan 5 mobil mewah pada Rabu malam (12/4/2017).
Motif penjemputan pertapa Gunung Dieng ini mulai terungkap.
Azun Mauzun, orang yang turut mendampingi Mbah Fanani di tempatnya sekarang membenarkan penjemputan petapa fenomenal tersebut.
Penjemputan itu atas utusan Abah Rojab.
Sekarang, kata Azun, Mbah Fanani berada di Petilasan Dampu Awang, Balongan Indramayu Jawa Barat.
"Abah Rojab adalah asli warga Wonosobo yang telah 20 tahun menetap di Indramayu," katanya kepada Tribunnews.com, Minggu (16/4/2017).
(BACA JUGA: Lokasi Bertapa Mbah Fanani)
Anggota DPRD Indramayu dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa itu membantah ada unsur paksaan dalam proses penjemputan Mbah Fanani.
Hanya saja, ada miskomunikasi antara pihak penjemput dengan keluarga perawat atau warga Dieng sehingga penjemputan itu terkesan memaksa.
Pihak penjemput punya alasan tersendiri mengenai proses penjemputan yang dilakukan malam hari, serta tanpa meminta izin lebih dulu ke warga.
"Jika minta izin sama yang punya rumah dan warga mungkin tidak diizinkan. Akhirnya Mbah Fanani kami bopong dari gubung malam hari," ujar dia.
Mbah Fanani dijemput dari tendanya di Jalan Raya Dieng Kulon, Batur oleh sejumlah orang menggunakan mobil pada Rabu malam (12/4/2017).
Keluarga yang biasa merawat Mbah dan sebagian warga Dieng Kulon, Batur Banjarnegara keberatan dengan penjemputan itu karena tak meminta izin kepada mereka sebelumnya.