Grid.ID - Kisah juragan lele di Indramayu datang dari Desa Krimun dan Desa Puntang, Kecamatan Lohsarang.
Berhasil meraup penghasilan hingga Rp 100 juta rupiah perhari, kisah juragan lele di Indramayu menarik untuk diulas lebih dalam.
Dilansir dari Kompas.com, kisah juragan lele di Indramayu ini tak luput dari kegagalan.
Sebelumnya Desa Krimun dan Desa Puntang berternak udang windu pada akhir tahun 80-an.
Sayangnya di awal 90-an terjadi bencana yang membuat ribuan benih udang mati.
Air laut di pesisir pantai Losarang tercemar limbah dan membuat para petambak rugi hingga ratusan juta rupiah.
Meski begitu mereka pantang menyerah.
Ditengah kegalauannya Carmin Iswahyudi bangkit dan mencari jalan keluar dari segala permasalahan yang dialami para petambak lele.
Ia mengamati dan menemukan beberapa peternak lele selamat dari bencana tersebut.
Akhirnya Ia pun beralih menjadi peternak lele dan mulai menebar ribuan bibit lele ke 20 kolam seluas 500 meter persegi asal penangkaran di Cirebon dang Parung Bogor.
Tak sampai 3 bulan, Carmin atau akrab disapa maming sudah bisa memetik hasilnya.
Permintaan lele pun semakin bertambah banyak setiap harinya.
Dari yang awalnya sekitar 3 ton per hari, kini naik menjadi 7 ton per hari.
Baca Juga : Koleksi Mobil Tak Masuk Akal Juragan Batubara Kalimantan Haji Sam, Bikin Tiarap Artis Tanah Air
Ia pun akhirnya membentuk kelompok peternak lele pada tahun 2004 dengan jumlah tambak lele kelompoknya total 25 hektar.
Melansir dari Kompas.com, rupanya terdapat beberapa juragan lele yang terkenal di kawasan tambak tersebut.
“Nama lain selain Pak Maming, ada Haji Mardiah, Pak Drajat, dan Haji Ronny. Sekarang muncul generasi baru seperti Pak Mahfud, dan Pak Apri, dan saya,” kata Sarman (40) juragan lele generasi baru Jumat (7/12/2018) siang.
Sarman atau akrab disapa maman sendiri memiliki 200 kolam lele dan 100 kolam milik peternak lainnya yang digadaikan padanya.
Baca Juga : 5 Seleb Ini Berhasil Jadi Juragan Kost dengan Omzet Fantastis hingga 700 Juta per Bulan!
Saat ini, setiap hari Maman memanen lele lebih dari tujuh ton.
Jika harga terendah sekilogram lele dari peternak Rp 15.000 seperti sekarang, maka, pendapatan kotor Maman setiap hari, 7000 X Rp 15.000 = Rp 105 juta.
Sekurangnya ada tiga juragan lele sekelas Maman di Desa Krimun. Sementara desa tetangganya, Puntang, memiliki sekurangnya dua juragan lele sekelas Maman.
Baca Juga : Jadi Juragan Kos-Kosan, Rumah Tukul Arwana Jauh Dari Kesan Mewah
Itu artinya, setiap hari di kedua desa tersebut panen lele sampai puluhan ton.
Maman sendiri memiliki trik khusus dalam mengembangkan bisnis ternak lele miliknya.
Ia tidak menggunakan bibit lele berumur sebulan dengan harga per ekor Rp 150 seperti kebanyakan pertenakannya.
Maman memilih menggunakan larva lele seharga Rp 5 per ekor.
Baca Juga : Seungri Big Bang Jadi Juragan Mie Ramen, Beginilah Aksinya saat Lakukan Promosi
“Sekali menanam, saya menebar 100.000 larva. Dari jumlah tersebut saya hanya berharap, 20.000 larva bisa tumbuh dan siap panen kelak,” ujar Maman.
Jadi, lanjutnya, modal pertama menebar dan merawat larva sekitar Rp 1,4 juta. Uang sebanyak Rp 900.000 untuk membeli tiga sak makanan selama sebulan, dan Rp 500.000 untuk membeli 100.000 larva.(*)