Find Us On Social Media :

Jika Diajak Suami Berhubungan Intim Saat Sedang Tidur Nyenyak, Coba Tips Ini deh!

By Ridho Nugroho , Rabu, 19 April 2017 | 02:26 WIB

DR. Sukiat memberikan tips bagaimana cara mengatasi kondisi dimana suami mengajak bermesraan saat kamu sedang kelelahan dan tidur nyenyak.

Grid.ID – Sebagai pasangan suami istri, kamu pasti pernah mengalami momen dimana ketika kamu sedang begitu terlelap dan kelelahan karena aktivitas mengurus anak dan pekerjaan rumah, suami malah mengajak bercinta?

Berniat menolaknya takut suami kecewa dan malah berujung dosa, tapi kalaupun mengiyakannya, sebenarnya kamu sedang tidak mood dan dalam kondisi tubuh yang bugar.

Apalagi bila suami nampak sedang dalam hasrat yang menggebu dan tidak bisa tertahankan lagi.

Yakin kamu tega mengecewakannya?

(BACA JUGA: Tubuh Memberi Tanda-Tanda Ini, Saatnya Kamu Harus Istirahat, Nomor 7 Ganguan Seksual)

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh kamu sebagai istri jika suami mengajak berhubungan intim selagi tidur di malam hari?

Berbagai alasan penolakan semacam itu, menurut DR. Sukiat seperti yang dikutip Grid.ID dari Nova.id, sah-sah saja sepanjang tak menyinggung perasaan pasangan.

Akan tetapi, "coba, deh, seandainya posisi tersebut kita balik.

Bagaimana kalau kita yang meminta kesediaan pasangan untuk berintim-intim di tengah malam buta seperti itu, lalu dia menolak atau minimal menunjukkan sikap ogah-ogahan?"

(BACA JUGA: Gairah Seks Turun, Aplikasi Gadget Ini Bisa Bantu Menggairahkan Nafsumu Kembali)

Harusnya, lanjut Sukiat, masing-masing pihak mengapresiasikan ajakan pasangan.

"Bukankah ajakan berintim-intim merupakan ekspresi rasa cinta dan kerinduan pasangan kepada kita?,”.

Dengan kata lain, pasangan masih membutuhkan kita sebagai partner." Soal waktu, lanjutnya, bisa kapan saja, kok, entah pagi, tengah hari bolong, sore, atau tengah malam buta sekalipun.

(BACA JUGA: Plus Minus Berhubungan Seks dengan Wanita Bertubuh Gemuk, Ini Ungkapan Jujur Para Pria!)

Pahami esensi dari bercinta dengan orang yang kita kasihi Menurut psikolog dari Fakultas Psikologi UI tersebut, seks adalah rekreasi.

Jadi, seks seyogyanya dijalani sebagai sesuatu yang menyenangkan kedua belah pihak alias tak boleh ada satu pihak pun yang merasa tertekan atau terpaksa melakukannya.

"Sayangnya, secara kualitatif suamilah yang umumnya jadi pihak pengambil inisiatif, sementara mayoritas penolak adalah istri dengan berbagai dalih yang memang masuk akal tadi.

" Jika cuma sekali-dua kali ditolak, sih, mungkin tak mengapa. Namun bila keseringan atau tiap kali minta langsung ditolak mentah-mentah, "bukan tak mungkin, lo, suami bakal uring-uringan atau malah muncul bentuk-bentuk reaksi yang sama sekali tak diharapkan."

Bahkan, bisa berdampak lebih buruk dari itu semisal balas dendam dengan sengaja tak mau menyentuh istrinya sama sekali, atau malah memanas-manasinya dengan bikin affair di luaran. Celaka, kan? Soalnya, penolakan untuk urusan yang satu ini bisa dianggap sebagai penghinaan terhadap harga diri suami, loh!

(BACA JUGA: Pakai Celana ‘Gemes’ Super Pendek, Kaki Jenjang Seksi Jennifer Bachdim Makin Bikin Iri)

Ambil sisi positifnya dan jadilah pasangan yang penuh pengertian Diungkapkan oleh DR. Sukiat, orientasi seks para suami memang lebih bersifat fisik.

Artinya, bagaimana ia bisa ereksi sampai mencapai ejakulasi.

Aspek lain di luar hal-hal tadi tak terlalu dipertimbangkannya.

Sebaliknya, orientasi para istri biasanya lebih pada ungkapan cinta kasih yang psikis sifatnya, seperti bagaimana nyamannya dipeluk dan diyakini bahwa ia memang benar disayangi/dicintai.

(BACA JUGA: Hari Dan Jam Ini Loh Waktu Bercinta Yang Membuat Kamu Merasakan Klimaks Paling Dasyat)

Bagaimanapun, saran Sukiat, "sebaiknya keinginan pasangan untuk berintim-intim jangan langsung ditolak.

Ambil sisi baiknya sajalah." Menurutnya, menyambut keinginan/permintaan pasangan untuk berintim-intim, sekalipun kita lagi nyenyak-nyenyaknya tidur, merupakan bunga-bunga perkawinan dan sarana rekreasi bersama.

"Bukankah bila kedua belah pihak sama-sama menikmati, seks justru diyakini mampu melepas kepenatan atau tekanan keseharian?"

Jikapun terpaksa menolak, Sukiat menganjurkan agar kita mengemukakan hal yang benar-benar menjadi alasan, jangan malah terkesan mencari-cari alasan.

Selain itu, sampaikan pula dengan cara santun agar tak menyinggung perasaan suami.

(BACA JUGA: Mau Pria Tambah Bergairah Karena Tatapan Mata Seksi Kamu? Coba Perawatan Pijat Mata Tradisional Ini!)

Kasih suami alternatif yang win-win solution, ya! Bila kebutuhan masing-masing pihak dirasa tak terjembatani, saran Sukiat, tak ada salahnya suami-istri membuat konsensus.

"Buatlah semacam perjanjian bersama. Misal, sebisa mungkin jangan menolak bila pasangan ingin berintim-intim tengah malam, atau tentukan hari-hari tertentu yang siangnya tak terlalu menguras energi mereka."

Dengan begitu, saat tengah malam yang disepakati bersama tiba, mereka berdua sudah betul-betul siap, dari segi fisik maupun mental.

Jika cara ini bisa diupayakan, Sukiat yakin, kebutuhan pasangan untuk berintim-intim bisa terpuaskan sementara hubungan suami-istri pun tak terganggu.

Soalnya, tak dapat dipungkiri seks merupakan salah satu penyangga utama keutuhan rumah tangga.

(BACA JUGA: Suami Istri Yang Terbuka Soal Fantasi Seks, Selain Hasil Yang Dasyat Ternyata Akan Merasa Seperti Ini)

"Nah, bukankah untuk menjaga keutuhan rumah tangga, kedua belah pihak harus melakukan berbagai upaya?"

Bila perlu, tambahnya, istri bisa memberikan alternatif pilihan bila memang kondisinya tak memungkinkan sementara si suami tetap menginginkan.

Misal, ditunda esok malam atau setidaknya sampai pagi setelah energi si istri pulih kembali, atau istri tetap melayani tapi jangan salahkan jika memberi "servis" seadanya alias sambil terkantuk-kantuk.

 "Saya pernah, loh, bertemu pasangan seperti ini. Ternyata si suami, lantaran tak kuasa lagi membendung hasratnya, akhirnya memilih alternatif terakhir," tuturnya. (*)