Find Us On Social Media :

Video Facebook Disisipkan Iklan, Ini Penjelasan Facebook

By Alfa, Rabu, 19 April 2017 | 22:30 WIB

Video di Facebook

Grid.ID - Kalau kamu sedang membuka video di Facebook, kamu akan melihat selipan iklan di antara video itu.

Pasti kamu merasa terganggu dengan adanya iklan ini.

Ternyata kabar mengenai bakal diselipkannya video iklan di Facebook sudah ada sejak Januari 2017 yang lalu.

Beredar isu bahwa Facebook akan menyisipkan iklan di tengah konten video live yang dibagi ke pemakainya.

Kini kabar itu terkonfirmasi melalui situs resmi media Facebook.

Kabar ini dihimpun oleh tim KompasTekno yang dikutip oleh Grid.ID.

Facebook berperan sebagai platform yang mengakomodadi kebutuhan pihak pengiklan untuk beriklan sekaligus membantu para kreator video menghasilkan pundi-pundi uang dari konten video live-nya.

Mekanisme kerja iklan di antara video serupa dengan iklan komersil di televisi yang memberi jeda ketika penonton menyaksikan sebuah program.

Menurut CEO Facebook, Mark Zuckerberg, iklan di tengah video akan lebih efektif daripada iklan di awal video, yang selama ini umum digunakan di berbagai platform digital seperti YouTube.

Namun, anggapan Mark belum bisa diukur dengan angka impresi audiens yang jelas.

Kemampuan untuk menyisipkan iklan di video live Facebook masih berbentuk beta atau percobaan dan baru bisa dimanfaatkan beberapa pengguna di Amerika Serikat.

Ke depan, ada syarat dan ketentuan dari konsep monetisasi (menghasilkan uang) itu.

Pendapatan iklan akan dibagi dua, 55% untuk kreator dan 45% untuk Facebook.

Kemudian, iklan baru bisa disisipkan setelah pembuat video mengunggah video live selama 4 menit.

Satu iklan ke iklan lainnya harus memiliki jarak durasi sekurang-kurangnya 2 menit.

Tiap iklan pun memiliki batas durasi selama 20 detik.

Tak semua kreator akan diberi kemampuan menyisipkan iklan pada kontennya.

Hanya kreator yang memiliki setidaknya 300 viewers secara konstan dan real-time yang bisa memonetisasi video live-nya.

Facebook belum mengumbar kapan cara monetisasi ini diekspansi ke pengguna di negara lain seperti Indonesia.