Ia bisa sampai di Tulungagung karena awalnya hendak tinggal bersama saudaranya yang ada di sana sepeninggal anak perempuannya.
Kakek Djito awalnya tinggal di Lumajang bersama anak perempuan dan menantunya.
Namun, saat sang anak meninggal dunia, kakek Djito merasa tidak enak tinggal bersama sang menantu.
Baca Juga : Podomoro Park, Hunian Masa Kini Dalam Keasrian Kawasan Resort
Oleh karena itu, sang kakek memilih untuk pergi ke Tulungagung dan tinggal bersama saudaranya.
Niatnya, kakek Djito juga ingin berobat karena sakit lambung dan gangguan liver.
Sempat tinggal bersama saudaranya, ternyata kakek Djito merasa tidak cocok tinggal dengan saudaranya.
Kemudian kakek yang hampir berusia satu abad ini memilih mendiami gua sebatang kara.
Kisah pilu kakek Djito kemudian mencuri perhatian warga di sekitar gua.
Para warga yang merasa iba turut mendatangi gua yang berbentuk semacam punedn tersebut untuk memberi kakek Djito makan.