Find Us On Social Media :

Ngerinya Tabrakan Beruntun di Puncak, Begini 11 Cara Menghindarinya

By Way, Minggu, 23 April 2017 | 20:54 WIB

Tabrakan Beruntun di Puncak

Grid.ID-Sebuah kecelakaan yang melibatkan beberapa mobil dan motor terjadi di kawasan Puncak, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2017).

Diduga sebuah bus wisata mengalami rem blong dan menabrak kendaraan lain di depannya.

Update berita terakhir menyatakan 3 orang korban tewas dan 6 orang lainnya terluka.

Memang kejadian tersebut berawal dari pihak lain yang bermasalah dengan teknis kendaraannya.

Tapi tidak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi ke kamu juga.

Oleh karena itu, inilah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kejadian tersebut.

(BACA JUGA Alami Rem Blong, Bus HS Sikat Habis Pengguna Jalan Sebanyak Ini di Puncak, Bogor )

1.  Cek komponen teknis kendaraan

Kondisi kendaraan pegang peran penting saat berada di jalan.

Pastikan semua komponen bekerja dengan baik dan dalam kondisi prima. 

Dari mesin, rem, ban, lampu, sampai wiper dan air washer.

Jangan pernah menyepelekan seringan apapun masalah teknis di mobil kamu.

Begitu terkendala seperti rem blong, kelar!

Faktor manusia tidak kalah penting. 

Pastikan driver dalam kondisi sehat, mampu berkonsentrasi penuh, cukup tidur, tidak mabuk atau baru mengkonsumsi obat atau alkohol.

(BACA JUGA Fernando Torres Dikabarkan Hampir Maninggal Setelah Tabrakan Dengan Alex Bargantinos, Ini Penyebabnya )

2. Jaga jarak aman

Ini kunci utama untuk selamat dari tabrakan beruntun. 

Dengan jarak yang cukup, kamu punya waktu untuk menganalisa situasi untuk menghindar, mengurangi kecepatan atau pengereman.

Jarak yang cukup baik dengan mobil di depan adalah 5 detik.

Sebagai patokan bisa pada tiang listrik.

Hitung waktu yang dibutuhkan sejak mobil di depan melewati tiang listrik itu, sampai dengan giliran mobil kamu melewati tiang listrik tersebut.

(BACA JUGA Ajib! Polisi Pantau Ilaria Gadis Italia yang Berencana Nikah dengan Pemuda Jawa Tengah, Ini Alasannya  )

3. Atur kecepatan

Manajemen kecepatan sangat menentukan keselamatan berkendara di jalan. 

Patuhi batasan kecepatan minimal dan maksimal. 

Tidak hanya ngebut, terlalu pelan juga bisa memicu kecelakaan di jalan.

Mobil kamu bisa disundul mobil lain yang lebih kencang dari belakang.

Selain itu, menurunkan kecepatan, apalagi mendadak, bisa memicu tabrakan beruntun dan macet.

(BACA JUGA Cantiknya Kebangetan! Monica Belluci, Ikon Artis Seksi dari Italia yang Menginspirasi )

4. Cuaca

Cuaca ekstrem hujan deras, angin kencang sampai kabut dan panas terik, sangat mempengaruhi jarak pandang dan pengereman.

Jangan bernapsu memacu mobil di jalan yang licin.

Jarak pengereman juga harus ditambah karena mobil atau motor kamu lebih sulit untuk berhenti.

Jangan pula menyalakan lampu hazard karena justru akan membingungkan pengguna jalan lain.

Cukup nyalakan lampu kecil dan foglamp.

(BACA JUGA Bus HS Alami Rem Blong Sikat Habis Mobil dan Motor di Kiri Juga Kanan, Seperti Ini Video TKP )

5. Kondisi jalan 

Meliputi permukaan jalan, permukaan aspal sampai kemiringan jalan bisa mempengaruhi keberhasilan pengereman. 

Tambahkan jarak antar kendaraan bila jalan banyak lubang, bergelombang sampai berpasir.

Jangan melakukan manuver menghindar tiba-tiba yang berisiko celaka.

Begitu juga saat melewati jalan menurun.

Jangan sepenuhnya mengandalkan kekuatan rem karena ada batasnya.

Bantu juga dengan engine brake, caranya dengan menurunkan posisi gigi transmisi satu atau dua step saat turun.

(BACA JUGA Seneng Banget, Gisella Luapkan Kebahagiaannya Raih Pemeran Utama Terbaik IBOMA 2017 )

6. Waspada

Jangan kurangi fokus berkendara dengan melakukan hal nggak penting seperti main hape.

Banyak kejadian mobil nabrak dari belakang karena pengemudi asyik main hape sehingga nggak tahu mobil di depannya mengerem.

Selalu perhatikan kondisi sekitar untuk mengantisipasi situasi darurat.

(BACA JUGA Bikin Sirik, Tubuh Gisel Gading Tetap Langsing Sebelum dan Sesudah Melahirkan )

7. Jalan Tol Vs Jalan Raya 

Peluang terjadinya tabrakan beruntun di jalan tol maupun jalan raya sebenarnya tidak berbeda,

Risikonya sama tingginya.

"Cuma secara risiko, di tol lebih besar."

"Karena antar mobil dan dalam kecepatan tinggi."

"Sementara di jalan raya yang padat, biasanya antara mobil dan motor," terang Sony.

(BACA JUGA Harga Turun, Ini Dia Pilihan 5 Smartphone Terbaik 1 Jutaan, Dijamin Ngebut )

8 Arah Setir

Bila aturan jarak aman dipatuhi, Anda punya waktu sekitar 4 detik untuk menganalisa dan bertindak.

Pilihan ideal adalah menghindar. 

Arahkan ke bahu jalan atau jalur yang kososng. 

Pastikan jaraknya aman dari kendaraan di belakang.

Jadi bukan malah dihantam dan memicu tabrakan beruntun lagi. 

Arahkan setir ke titik dengan risiko paling kecil. 

(BACA JUGA Pantas Saja Baterai Smartphone Kamu Boros dan Cepat Jebol, Perhatikan Tips Ini! )

9. Rem atau gas ?

Bagaimana kalau tidak mungkin menghindar? 

Mengerem ternyata tidak selalu jadi pilihan terbaik. 

Observasi, siapa yang di depan atau di belakang Anda. 

Kalau di belakang kendaraan lebih kecil dan di depan trailer atau bus, maka mengeremlah. 

Karena lebih baik ditabrak mobil kecil daripada menabrak trailer. 

Bagaimana kalau sebaliknya, di belakang kita trailer?

"Jangan ngerem, tergencet dan kita menerima semua energi akibat tumbukan."

"Kalau di depan kita mobil yang lebih kecil, lebih baik gas."

"Ambil posisi di antara 2 kendaraan di depan kita."

"Kalaupun akhirnya tertabrak, momentum tabrakannya terbagi dengan kendaraan lain di depan kita," jelas Jusri.

(BACA JUGA Simak 5 Alasan Pilih Smartphone Layar Lebar, Banyak Untungnya Loh )

10. Komunikasi darurat.

Menjaga komunikasi dengan kendaraan di belakang kita sangat membantu mengurangi risiko akibat tabrakan beruntun. 

Caranya, dengan lampu rem. 

Saat melihat di depan kita terjadi tabrakan beruntun, jangan langsung dalam-dalam menginjak rem. 

Rem secara  bertahap dengan frekuensi rapat agar pengemudi di belakang aware, baru kemudian injak rem dalam.

(BACA JUGA 5 Pantangan Saat Traveling yang Memuaskan Sepanjang Perjalanan  )

11. Bagaimana kalau kita terlibat?

Dilarang panik! 

Panik membuat kita tidak mampu menganalisa situasi di depan dan di belakang kita. 

Jangan bertindak spontan, misalnya langsung ngerem.

Tapi ambil tindakan dengan resiko terkecil. 

Peluang selamat saat kecelakaan, ditentukan oleh kondisi mental saat mengemudi. 

"Saat mengemudi harus selalu bersikap antisipatif, jangan terlalu rileks. 

"Selalu pikirkan escape way saat terjadi tabrakan, expect the unexpected," kata Jusri. (*)