Meski begitu Ia sempat ketakutan karena mama-mama yang menolongnya menghilang dari pandangannya.
Tak disangka, mama-mama tersebut kembali dan bersama pendeta dan orang sejumlah kurang lebih 15.
“Saat itu mereka dengan menggunakan bahasa daerah, melakukan negosiasi agar saya tidak dibunuh. Kemudian tak lama berselang, pendeta itu berkata “ayo om kita pergi dan jangan lanjutkan lagi makannya”. Lalu kami pergi,” kata Jimmy mengingat perkataan pendeta itu.
Baca Juga : Tangis Jonathan Pecah Saat 4 Anggota Keluarganya Jadi Korban Pembantaian di Nduga Papua
Akibat kejadian ini, Ia sempat mengalami trauma dan ketakutan saat diselamatkan oleh warga setempat.
“Saya sempat katakan kepada pendeta itu, mau dibawa kemana lagi saya. Saya ini takut sekali. Lalu pendeta itu berkata, saya akan dibawa ke Pos TNI di Mbua. Namun saya sempat takut ketika menuju ke Pos Mbua bukan melalui jalur jalan, melainkan pinggiran sungai yang ada di dalam hutan,” pungkasnya
Dalam keadaan takut, Ia tetap mengikuti keinginan pendeta yang telah menyelamatkannya sampai ke Pos Mbua dengan berjalan kurang lebih 1 jam.
Ia tiba di Pos Mbua pukul 15.00 WIT dan disana sudah ada 2 orang temannya yang sama-sama melarikan diri dari Puncak Kabo (lokasi eksekusi).