Grid.ID - Seorang yang pernah bekerja sepuluh tahun di maskapai penerbangan, bercerita tentang kebersihan peralatan makan yang digunakan makan para penumpang pesawat.
Berita yang dimuat di The Sun itu selanjutnya dikutip oleh www.news.com.
Isinya sungguh bikin ‘ilfeel’ alias bikin nggak nafsu makan.
Ia menyebutkan, makanan maupun peralatan makan yang digunakan menjijikkan.
Ia menceritakan betapa tidak sehat dan joroknya makanan di dalam pesawat itu, tak terkecuali perlengkapan makanannya.
Atau alat-alat yang digunakan untuk penyajian di dalam pesawat.
Pernahkah kamu terpikir mengenai alat makan yang digunakan dalam pesawat?
Karena menariknya penyajian makanan dalam pesawat, mungkin kamu nggak terlalu ambil pusing.
Beberapa penerbangan yang memberikan makanan, demi kepraktisan, umumnya memberikan peralatan makanan dari bahan plastik untuk kelas ekonomi atau bisnis.
Menurut seorang ahli plastik, pisau dan garpu yang diberikan di kelas ekonomi berpengaruh pada cita rasa makanan lebih buruk.
Bahkan menurut Prof Charles Sepence, pakar psikologi dari Universitas Oxford, pernah mengatakan kepada Daily Mail, bahwa plastik dapat menurunkan cita rasa makanan sampai 10%.
Umumnya, makanan dalam pesawat terasa hambar meskipun meminta menu ekstra pedas karena perusahaan catering telah menyamakan rasanya.
Hal yang mencurigakan lainnya adalah tentang kebersihan teko tempat air.
Bisa jadi termos atau ketel pemasak air tidak dicuci setiap saat atau jarang dicuci.
Berdasarkan laporan “Travel and Leisure”, 12% kandungan air di pesawat umumnya terkontaminasi coliform bacteria yang biasanya menunjukkan adanya bakteri E.coli.
Riset lain juga dilakukan oleh Skyscanner juga menunjukkan hasil kurang menyenangkan.
Disebutkan, nampan meja adalah tempat paling kotor di pesawat, kemudian diikuti oleh lubang udara di atas kepala, tombol toilet flush dan ikatan sabuk pengaman/seatbelt.
Mantan pekerja maskapai itu selanjutnya menyarankan, ada baiknya semua penumpang mengelap bagian bawah nampan.
Sebab, bisa saja nampan yang kotor menjadi sumber penyakit. Sayangnya, hal ini sering tidak disadari oleh penumpang.
Bagaimana dengan kamu? (*)