Laporan Wartawan Grid.ID, Nailul Iffah.
Grid.ID-Mungkin Anda menganggap penderita kepribadian ganda hanya ada di film.
Penderita seperti itu bisa menjadi orang yang berbeda sama sekali.
Ternyata di Indonesia, kasus itu benar-benar ada.
Namanya Anastasia Wella, seorang wanita yang memiliki 9 karakter yang sangat berbeda.
(BACA JUGA Sepele Tapi Bermanfaat, Ini 6 Alasan Kenapa Kamu Harus Minum Air Putih Selama 60 Detik Ketika Bangun Tidur )
Saat dia menjadi satu karakter, dia tak akan ingat karakter lain.
Anastasia Wella ini mengidap penyakit Dissociative Identity Disorder (DID).
Wartawan Grid.ID, Nailul Iffah, berhasil bertemu langsung dengan Wella, di Jakarta (17/4/2017).
Menurut Wella, biasanya karakter ini akan muncul ketika dia menghadapi masalah, merasa terancam atau berada dalam pilihan yang sulit.
Jika Wella sudah mulai panik, migran dan muncul rasa cemas, biasanya itu pertanda akan ada yang hadir dan menguasai dirinya secara tak terduga.
Wella memiliki 9 karakter dengan nama dan kepribadian yang berbeda.
Karakter itu adalah Wella sebagai host atau pribadi asli, Naura karakter temperamen, Paula seseorang yang ahli berhitung.
Lalu ada Saraswati karakter model dan penari, Atin sosok anak kecil, Andreas sosok pria yang suka melakukan kekerasan.
(BACA JUGA Jangan Malu Punya Pasangan Pria Bertubuh Lebih Pendek, Ternyata Ini 4 Manfaatnya )
Ada pula karakter Ravelin sosok anak millenials, Ayu sosok yang pandai menulis sastra.
Bahkan ada sosok Bilqis yang pintar baca Al-Quran.
Akibat kisahnya yang rumit itu, namanya mendadak viral.
Akibat Bully dan Siksaan
Wella yang berbincang secara langsung dengan wartawan Grid.ID menjelaskan bahwa ia mengalami trauma yang dahsyat akibat perlakuan kasar dari orang tuanya.
Anak kedua dari empat bersaudara ini, dulu sering disiksa secara luar biasa.
Dia juga sering mengalami tekanan dari lingkungan sekolah.
Wella sering dikucilkan, cupu, minder, dibully, dan merasa sendiri.
(BACA JUGA Mengharukan, Siswa SD Yang Pakai Seragam Bekas Pamannya Akhirnya Dapat Seragam Baru dari Jokowi )
Sehingga rasa takut itu terus menghantuinya.
"Kadang dikunci di ruang sampe pulang, sampe nangis aku dikerjain teman-teman," kenang Wella.
Kejadian itu terus terulang.
Terlebih saat itu Wella masih berusia 9 tahun.
Sulit rasanya untuk melupakan perlakuan yang menimpa dirinya.
(BACA JUGA Meski Stress Kamu Harus Tetap Tersenyum, Ini Dia 6 Alasannya, Salah Satunya Biar Nggak Sakit Jiwa )
Itulah yang menyebabkan Wella menjadi pasien mengidap penyakit DID pertama di Indonesia.
Sebut saja Wella sebagai host atau sosok asli, dengan 9 alterego atau karakter lain yang menguasai dirinya saat ia berada dalam tekanan.
"Mereka muncul tiba-tiba tanpa saya sadar."
"Selama alterego menguasai, saya rasanya seperti tertidur tanpa mengingat kejadian apa yang sedang berlangsung," jelas Wella.
Faktor itulah yang membuat Wella tak memiliki teman.
Dia sempat dianggap kesurupan hingga nyaris dibilang gila.
(BACA JUGA Curhat Gadis Indonesia dengan 9 Kepribadian: "Saya Wella, Tapi Kenapa Ada Sosok Orang Lain di Tubuh Saya?" )
Bertemu Psikiater
Akhirnya Wella bertemu dengan seorang psikiater yang bernama Ni Wayan Ani Purnamawati.
Psikiater ini menangani kasus dirinya sejak 2015.
Psikiater Ni Wayan tak langsung percaya dengan ucapan Wella, karena takut bahwa cerita ini hanya ilusi yang diciptakan oleh Wella.
Setelah melakukan observasi dari 2013 hingga 2015, serta bertemu dengan keluarga dan mendengarkan langsung cerita dari Wella, dokter Wayan menyebut ini sebagai gangguan.
"Saya tanya sama dokter apa saya bisa sembuh atau tidak karena saya sempat merasa putus asa harus mengonsumsi obat terus"
"Jawabnya tujuan terapi ini bukan sembuh tapi meminimalisir munculnya alterego pada diri saya, seperti split kepribadian saat ada masalah," terang Wella.
(BACA JUGA Keren! Gita Gutawa dan Erwin Gutawa Buat Project Ini Sebagai Kecintaannya Pada Lagu Nasional )
Biaya Berobat Sangat Mahal
Biaya yang harus dikeluarkan Wella terbilang sangat mahal.
Dia dan keluarganya harus merogoh kocek cukup dalam.
Bagaimana tidak.
(BACA JUGA Saat Jupe Dipuncak Popularitas, Tidak Ada Keangkuhan Sama Sekali )
Dia harus membayar sebesar Rp 3,6 juta untuk sekali pertemuan hanya untuk psikiater saja.
Belum lagi Rp 1,2 untuk harga obat.
Sedangkan Wella harus rutin konsultasi setiap seminggu sekali.
Hal ini tentu saja dianggap berat.
(BACA JUGA Ini Dia Satu Lagi Aksi Gempita yang Bikin Netizen Gemes! )
Karena itu Wella berharap pemerintah bisa lebih bijak dalam menangani kasus seperti dirinya.
Meski begitu semangat Wella untuk sembuh tak pernah surut.
Terlebih saat ini ia sudah memiliki pasangan yang menerima dia apa adanya. (*)