Tentunya kita dapat mencium bau satu sama lain, karena di dalam pesawat atau stasiun luar angkasa tetap ada udara yang bisa menghantarkan bau.
Namun ada satu bau yang menarik, yaitu bau luar angkasa.
Awalnya ditemukan oleh kosmonot Rusia di stasiun Mir, di mana jika kamu habis berjalan-jalan di luar angkasa dan masuk ke ruang udara, saat kamu mengembalikan tekanan udara, kamu akan mencium bau khusus selama beberapa menit.
Meskipun bau tersebut bisa saja bau dari gas metalik di dalam sistem udara, namun bisa dibilang itulah bau yang hanya ada di luar angkasa.
6. Bagaimana cara astronot buang air besar? Kemanakah perginya kotoran-kotoran tersebut?
Di toilet pesawat dan toilet stasiun ruang angkasa ada sedikit perbedaan.
Di stasiun kamu buang air besar ke dalam kaleng dengan lapisan plastik, kemudian kamu ikat dan taruh ke bagian paling bawah stasiun, dan gunakan kaleng bersih lainnya untuk orang yang lain.
Kaleng tersebut seperti kaleng container biasa, yang kemudian dikumpulkan untuk diambil oleh pesawat resupply yang datang membawa bahan baku dan kaleng baru untuk buang air besar.
Sedangkan di pesawat, kaleng tersebut akan dikeluarkan lewat lubang khusus dan kaleng berisi kotoranmu akan terbakar saat masuk ke atmosfer Bumi.
(BACA JUGA: Viral: Wanita Ini Syok Saat Memotret Pelari Marathon, Ternyata Anunya Keluar dan Terpotret)
7. Apakah seks di luar angkasa dapat berbahaya?
Ada banyak hal lain yang lebih berbahaya dari seks, meskipun kita juga masih melakukan penelitian terkait hal ini.
Kalau kita ingin mengirim keluarga ke luar angkasa, tentunya hal ini sangat penting.
Karena tentunya kamu ingin memiliki anak kan? Sehingga bercinta di luar angkasa menjadi sebuah keharusan, namun itu akan menimbulkan masalah terhadap fetus dan janin yang tumbuh di dalam perut.
Karena fetus dan janin tidak akan dapat tumbuh dengan normal pada gravitasi nol.
Sebagai contoh, Don Pettit menanam bunga Matahari di luar angkasa. Berbeda dengan di Bumi, tangkai bunganya sangat tipis meskipun bunganya sama dengan di Bumi.
Kalau hamil di luar angkasa, rasanya tulang sang anak tidak akan kuat, padahal kita butuh tulang yang kuat saat kembali ke gravitasi.
Sedangkan kalau proses bercintanya saja, tidak akan jauh berbeda dengan di Bumi meski akan ada banyak posisi bercinta yang baru. (*)