Baca Juga : Sedang Proses Operasi, Pasien di Tiongkok Diminta Turun dan Bayar Tagihan Rumah Sakit
Sasaran pelayanan RS Terapung adalah masyarakat yang tinggal di pulau terpencil dan tak mampu menjangkau biaya kesehatan.
"Memang sasaran kami adalah menjangkau masyarakat yang bermasalah. Dari segi keterjangkauan, tidak semua orang atau masyarakat di pulau-pulau terpencil itu mampu membiayai perjalanan ke rumah sakit, mampu membiayai ongkos biaya hidup selama proses pengobatan," jelas dokter Agus.
Bahkan, ia sempat menangani lebih dari 40 pasien di sebuah pulau yang lokasinya dekat dengan Surabaya.
Baca Juga : Sedang Proses Operasi, Pasien di Tiongkok Diminta Turun dan Bayar Tagihan Rumah Sakit
"Contoh kita yang paling terakhir di Pulau Sapudi yang paling dekat dengan Surabaya, itu masyarakat harus datang ke berbagai pulau untuk datang ke Pulau Sapudi. Dan jumlah pasien yang kita tangani itu kalau tidak salah sampai 40 lebih yang membutuh operasi dengan pembiusan umum dan regional," ceritanya.
Tak hanya menjangkau pulau-pulau terpencil, RS Terapung juga menggratiskan seluruh biaya pengobatan para pasiennya.
Lalu, dari mana asalnya dana untuk mengoperasikan rumah sakit ini?
Baca Juga : Dikabarkan Hadiri Pemakaman Ibunda Roger Danuarta, Cut Meyriska Buktikan Dirinya di Rumah Sakit
"Dana dari donatur, ada beberapa (donatur) tapi kebanyakan kita juga misal ada seminar kedokteran, kita buka booth, kita juga jual pernak-pernik semacam kaos, nyari dana juga," ujar dr. Dhini Rizky Haria, SpOG.
Saat ditanya alasannya memilih bekerja di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga, dokter Agus mengaku dirinya mendapat kepuasan batin.
"Terlanjur tahu dan ada suatu langkah yang harus kami perbuat. Kalau kita sudah tahu dan tidak berbuat sesuatu, itu akan membawa pertentangan batin yang tidak kunjung selesai, jadi harus diselesaikan," tandasnya.
(*)