Laporan Wartawan Grid.ID, Atikah Ishmah W.
Grid.ID - Kisah Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga baru-baru ini mencuri perhatian publik.
Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga dibuat karena minimnya fasilitas kesehatan di pulau-pulau terpencil di Indonesia.
Seperti namanya, Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga ini berupa sebuah kapal dan tugasnya mendatangi pulau-pulau kecil yang minim fasilitas kesehatan.
Baca Juga : Ustaz Yusuf Mansur Unggah Foto Aa Gym Terbaring di Rumah Sakit, Doa Netizen Banjiri Kolom Komentar
Beroperasi sejak tahun 2016, rumah sakit ini pertama kali berlayar dari Talakar, Sulawesi Selatan ke Surabaya.
Bentuk Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga pun diperlihatkan dalam acara Hitam Putih yang tayang pada Jumat (21/12/2018).
Di dalam kapal berwarna putih tersebut, terdapat dua ruang operasi yakni di atas dan di bagian bawah.
Baca Juga : Bawa Masuk Kostum Badut ke Rumah Sakit Demi Shakira, Denada : Aku Lap Semua dengan Tissue Alkohol
Setiap ruangan dilengkapi dengan alat-alat medis seperti di rumah sakit pada umumnya.
Gagasan membuat Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga berasal dari dr. Agus Harianto, SpB.
dr. Agus Harianto, SpB bertugas cukup lama di sebuah rumah sakit di Ambon dan sering melakukan pelayanan dari pulau ke pulau.
Baca Juga : Shakira Aurum Rayakan Ulang Tahun di Rumah Sakit Singapura, Begini Suasananya!
"Saya di rumah sakit Tulehu di Ambon, tapi sering melakukan pelayanan dari pulau ke pulau," ungkap dr. Agus Harianto, SpB.
Kemudian ia mulai fokus melakukan pelayanan di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga sejak dua tahun belakangan.
"Kemudian sejak dua tahun terakhir ini kita lebih serius lagi fokus untuk pelayanan full di Rumah Sakit Terapung. Jadi berlayar dari pulau ke pulau dan pelayanan bersama teman-teman," lanjutnya lagi.
Dokter Agus mengaku, dirinya menjalani kegiatan ini atas kemauan sendiri.
"Saya sendiri bertugas di Surabaya, hanya ini kan misi kemanusiaan. Kita terpanggil lah," ujar dr. Dhini Rizky Haria, SpOG, rekan dokter Agus yang turut hadir dalam acara Hitam Putih.
Saat ditanya oleh Deddy Corbuzier terkait kepemilikan kapal, dokter Agus mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga bukan milik pemerintah.
"Kapal ini milik masyarakat, karena mulai dari penggalangan dana dan operasionalnya, sepenuhnya bergantung pada dana masyarakat," bebernya.
Pembuatan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga pun menghabiskan biaya yang jumlahnya cukup besar, yaitu sekitar Rp 4 sampai Rp 5 miliar.
"Kapal dan mesinnya sekitar hampir Rp 2 miliar, peralatan sekitar Rp 2 miliar," beber dokter Agus.
Baca Juga : Sedang Proses Operasi, Pasien di Tiongkok Diminta Turun dan Bayar Tagihan Rumah Sakit
Sasaran pelayanan RS Terapung adalah masyarakat yang tinggal di pulau terpencil dan tak mampu menjangkau biaya kesehatan.
"Memang sasaran kami adalah menjangkau masyarakat yang bermasalah. Dari segi keterjangkauan, tidak semua orang atau masyarakat di pulau-pulau terpencil itu mampu membiayai perjalanan ke rumah sakit, mampu membiayai ongkos biaya hidup selama proses pengobatan," jelas dokter Agus.
Bahkan, ia sempat menangani lebih dari 40 pasien di sebuah pulau yang lokasinya dekat dengan Surabaya.
Baca Juga : Sedang Proses Operasi, Pasien di Tiongkok Diminta Turun dan Bayar Tagihan Rumah Sakit
"Contoh kita yang paling terakhir di Pulau Sapudi yang paling dekat dengan Surabaya, itu masyarakat harus datang ke berbagai pulau untuk datang ke Pulau Sapudi. Dan jumlah pasien yang kita tangani itu kalau tidak salah sampai 40 lebih yang membutuh operasi dengan pembiusan umum dan regional," ceritanya.
Tak hanya menjangkau pulau-pulau terpencil, RS Terapung juga menggratiskan seluruh biaya pengobatan para pasiennya.
Lalu, dari mana asalnya dana untuk mengoperasikan rumah sakit ini?
Baca Juga : Dikabarkan Hadiri Pemakaman Ibunda Roger Danuarta, Cut Meyriska Buktikan Dirinya di Rumah Sakit
"Dana dari donatur, ada beberapa (donatur) tapi kebanyakan kita juga misal ada seminar kedokteran, kita buka booth, kita juga jual pernak-pernik semacam kaos, nyari dana juga," ujar dr. Dhini Rizky Haria, SpOG.
Saat ditanya alasannya memilih bekerja di Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga, dokter Agus mengaku dirinya mendapat kepuasan batin.
"Terlanjur tahu dan ada suatu langkah yang harus kami perbuat. Kalau kita sudah tahu dan tidak berbuat sesuatu, itu akan membawa pertentangan batin yang tidak kunjung selesai, jadi harus diselesaikan," tandasnya.
(*)