Find Us On Social Media :

Terseok-seok Memapah Suami yang Terluka, Waryani Menjerit Minta Tolong di Tengah Hamparan Jenazah Korban Tsunami Banten

By Andika Thaselia, Senin, 24 Desember 2018 | 16:28 WIB

Waryani harus berjuang mencari bantuan sambil memapah suaminya yang terluka di tengah hamparan jenazah korban tsunami Banten.

Waryani dan Calim menahan sakit dan luka yang ada di sekujur tubuh mereka.

Waryani terus menangis dan menjerit meminta pertolongan.

Di sekitar mereka, tak hanya hamparan reruntuhan saja, tapi juga jenazah korban tsunami Banten.

Baca Juga : Lolos dari Tsunami Banten, Band Element yang Digantikan oleh Seventen di Detik-detik Terakhir

"Tolong saya, tolong saya," Waryani mengulang perkataannya ketika ia terseok-seok mencari bantuan.

"Saya jalan disekitar banyak korban bergeletakan ya Allah, saya cuma bisa pasrah.

"Kalau ada tsunami susulan sudah gak tahu mau menyelamatkan diri ke mana, yang penting saya sudah sama si Aki," imbuh Waryani.

Baca Juga : Ifan Seventeen Temukan Bas Milik Bani Pasca Tsunami Banten: Ku Jagain Barang Kesayanganmu

Butuh waktu beberapa jam bagi Waryani dan Calim hingga akhirnya mereka bertemu dengan sang Anak.

Beruntung, ketika itu anak Waryani tengah membawa kendaraan roda dua.

Langsung saja, Waryani, Calim, dan anaknya pergi ke dataran yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga : Jenazah Bani Seventeen Tiba di Rumah Duka Pasca Tsunami Banten, Istri: InshaAllah Kita Ketemu di Jannah

Calim juga menceritakan kengerian yang ia alami saat tengah tertidur pulas dan tiba-tiba digulung ombak tsunami.

"Gak tahu mas saya ini kenapa bisa robek, saya kegulung ombak di dalam warung dan ketiban gak bisa bangun, pas berdiri dibantu si Nini (Waryani) kaki saya sudah robek," kata Calim.

Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyampaikan jumlah korban tewas tsunami Banten hingga pukul 7.00 WIB tadi mencapai 281.

Baca Juga : Berhasil Selamat, Pengasuh Anak Aa Jimmy Kisahkan Pelariannya dari Kejaran Gelombang Tsunami Banten : Ada Suara Gemuruh, Yumna Menangis Terus

1.016 orang luka-luka, dan 57 orang belum diketemukan.

Sementara untuk kerusakan fisik akibat tsunami Banten, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan ada 611 rumah, 69 hotel dan vila, serta 60 warung rusak.

(*)