Find Us On Social Media :

Terseok-seok Memapah Suami yang Terluka, Waryani Menjerit Minta Tolong di Tengah Hamparan Jenazah Korban Tsunami Banten

By Andika Thaselia, Senin, 24 Desember 2018 | 16:28 WIB

Waryani harus berjuang mencari bantuan sambil memapah suaminya yang terluka di tengah hamparan jenazah korban tsunami Banten.

Grid.ID - Di antara hamparan jenazah korban tsunami Banten, sesosok wanita berusia 60 tahun bernama Waryani berteriak memohon pertolongan siapa saja yang mendengar.

Di antara jenazah korban tsunami Banten itu pula, Waryani tergopoh-gopoh memapah sang Suami yang kakinya robek akibat tertimpa reruntuhan.

Simak kelanjutan dan kisah Waryani, wanita yang menjerit mencari pertolongan di antara para jenazah korban tsunami Banten dalam artikel berikut ini!

Baca Juga : Dalam Kondisi Hamil 6 Bulan, Sulis Berhasil Selamat Setelah Tergulung Gelombang Tsunami Banten dan Lampung

Waryani tampak masih lemah dan mungkin masih merasa syok saat ditemui tim Tribun Jakarta pada Senin (24/12/2018) tadi.

Waryani merupakan satu dari sekian banyak warga yang berhasil selamat dari dalam tragedi tsunami Banten yang merenggut nyawa ratusan orang tersebut.

Waryani kini tengah fokus menjaga suaminya, Calim (72) yang mendapat perawatan di Puskesmas Carita akibat luka robek di telapak kakinya.

Baca Juga : Kabar Duka Bencana Tsunami Banten, Marc Marquez Beri Dukungan

Saat tsunami Banten menghantam wilayah Pantai Carita pada Sabtu malam (22/12/2018), Waryani tengah berjualan di pinggir pantai.

Selama ini, Waryani memang berprofesi sebagai pemilik warung di wilayah Pantai Carita.

Ketika tengah ramai musim liburan sepeti ini, Waryani dan Calim akan menginap demi meraup rupiah yang lebih banyak.

Baca Juga : Bani Seventeen Jadi Korban Tsunami Banten, Sang Istri Minta Netizen Tak Menandai Foto Almarhum pada Akun Instagramnya

"Kalau libur kan emang saya sama suami nginep, soalnya ramai pengunjung hari libur gitu kang," kata Waryani kepada Tribun Jakarta.

Saat tsunami Banten terjadi, Waryani tengah terjaga, menggantikan Calim yang beristirahat, tertidur pulas di dalam warung milik mereka berdua.

Namun, tiba-tiba ombak datang dan menerjang warung milik Waryani.

Baca Juga : Kenang Duet Bareng Seventeen 14 Tahun Sebelum Tsunami Banten, Arie Untung : Keluarga Jogja Ku Dah Pergi...

Waryani kaget dan tak sempat membangunkan Calim.

Tahu-tahu ia tergulung ombak dan terseret hingga puluhan meter.

Tuhan masih menyayangi Waryani di tengah ikhtiarnya menyambung hidup.

Baca Juga : Posisi Manggung Digantikan Seventeen, Didi Riyadi Ceritakan Band Elemen Nyaris Jadi Korban Tsunami Banten dan Lampung

Waryani kemudian tersangkut pohon dan berhasil bertahan agar tidak terseret ombak lagi.

Waryani terus menyebut nama Allah ketika terjebak dalam bencana tersebut, tanpa ia tahu bagaimana kondisi Calim.

"Itu saya cuma bisa istighfar kang ketika tersangkut, saya gak tahu kondisi suami saya," kata Waryani.

Baca Juga : Update Jumlah Korban dan Kerugian Akibat Tsunami Banten dan Lampung, PMI Siapkan Situs Pencarian Korban

Ketika air surut, Waryani langsung bergegas menuju warungnya yang kala itu sudah porak-poranda diterjang gelombang.

Dalam benaknya hanya satu, ingin mencari Calim sang Suami tercinta.

Waryani kemudian mencari Calim di bawah reruntuhan warung.

Baca Juga : Banjir Doa dan Tangis Penggemar, Lihat Postingan Terakhir Herman Seventeen Sebelum Jadi Korban Tsunami Banten

Di tengah pencariannya tersebut, Waryani kemudian menemukan sang Suami tengah menangis meminta pertolongan.

Ia pun segera menggeser puing-puing yang masih menimpa tubuh Calim.

"Alhamdulillah itu ada si Aki (Calim) ketiban warung lagi nangis minta tolong, saya langsung geser puing-puingnya," lanjut Waryani.

Baca Juga : Firasat Sebelum Tewas dalam Tsunami Banten, Herman Seventeen Selesaikan Tugas Sebagai Seorang Ayah

Usai mengevakuasi sang Suami, dengan sisa-sisa tenaga Waryani membopong Calim dan berjalan menyusuri jalanan di depan Pantai Carita.

Keduanya sudah pasrah dengan nasib mereka, pun jika hal buruk terjadi, termasuk tsunami susulan.

Waryani hanya bersyukur bahwa ia sudah dipersatukan dengan Calim kembali.

Baca Juga : Band Seventeen Jadi Korban Tsunami Banten, Mantan Personel: Ingin Raga Ini Menghadiri Semua Pemakaman, Tapi Apa Daya

Waryani dan Calim menahan sakit dan luka yang ada di sekujur tubuh mereka.

Waryani terus menangis dan menjerit meminta pertolongan.

Di sekitar mereka, tak hanya hamparan reruntuhan saja, tapi juga jenazah korban tsunami Banten.

Baca Juga : Lolos dari Tsunami Banten, Band Element yang Digantikan oleh Seventen di Detik-detik Terakhir

"Tolong saya, tolong saya," Waryani mengulang perkataannya ketika ia terseok-seok mencari bantuan.

"Saya jalan disekitar banyak korban bergeletakan ya Allah, saya cuma bisa pasrah.

"Kalau ada tsunami susulan sudah gak tahu mau menyelamatkan diri ke mana, yang penting saya sudah sama si Aki," imbuh Waryani.

Baca Juga : Ifan Seventeen Temukan Bas Milik Bani Pasca Tsunami Banten: Ku Jagain Barang Kesayanganmu

Butuh waktu beberapa jam bagi Waryani dan Calim hingga akhirnya mereka bertemu dengan sang Anak.

Beruntung, ketika itu anak Waryani tengah membawa kendaraan roda dua.

Langsung saja, Waryani, Calim, dan anaknya pergi ke dataran yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga : Jenazah Bani Seventeen Tiba di Rumah Duka Pasca Tsunami Banten, Istri: InshaAllah Kita Ketemu di Jannah

Calim juga menceritakan kengerian yang ia alami saat tengah tertidur pulas dan tiba-tiba digulung ombak tsunami.

"Gak tahu mas saya ini kenapa bisa robek, saya kegulung ombak di dalam warung dan ketiban gak bisa bangun, pas berdiri dibantu si Nini (Waryani) kaki saya sudah robek," kata Calim.

Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyampaikan jumlah korban tewas tsunami Banten hingga pukul 7.00 WIB tadi mencapai 281.

Baca Juga : Berhasil Selamat, Pengasuh Anak Aa Jimmy Kisahkan Pelariannya dari Kejaran Gelombang Tsunami Banten : Ada Suara Gemuruh, Yumna Menangis Terus

1.016 orang luka-luka, dan 57 orang belum diketemukan.

Sementara untuk kerusakan fisik akibat tsunami Banten, Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan ada 611 rumah, 69 hotel dan vila, serta 60 warung rusak.

(*)