Laporan Wartawan Grid.ID, Nindya Galuh A.
Grid.ID - Aktivitas letusan Gunung Anak Krakatau saat mengeluarkan lava pijar dan abu vulkanik berwarna hitam pekat tertangkap kamera sesaat sebelum tsunami Banten terjadi.
Ya, seperti yang telah dikabarkan sebelumnya, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau diperkirakan jadi salah satu faktor tsunami Banten dan Lampung.
Berdasarkan siaran pers dari Kepala Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kemungkinan tsunami Banten terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Baca Juga : Makin Misterius! Kepala PVMBG Sebut Gunung Anak Krakatau Belum Tentu Jadi Penyebab Tsunami Banten
Melalui akun Instagram @infobmkg, Minggu (23/12/2018), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun sudah merilis keterangan terkait bencana alam tersebut.
Dalam pernyataan, disebutkan bahwa sekitar Pukul 21.30 WIB terjadi kenaikan gelombang tinggi yang tercatat ditide gauge BMKG dengan karakteristik yang menunjukkan itu adalah tsunami, tetapi tak terjadi gempa bumi tektonik.
Setelah berkoordinasi dengan Badan geologi, diketahui telah terjadi erupsi gunung Krakatau pada pukul 21.03 WIB.
Baca Juga : Ifan Seventeen Ungkap Kronologis Tsunami Banten, Sempat Lihat Bara Anak Gunung Krakatau
Bukan hal yang tiba-tiba, ternyata 4 jam sebelum tsunami menerjang Banten, Gunung Anak Krakatau terpantau mengalami aktivitas vulkanik.
Dilansir Grid.ID dari akun Instagram @krakatau_ca_cal, Senin (24/12/2018), terlihat detik-detik erupsi Gunung Anak Krakatau yang menyemburkan abu vulkanik dan lava ke udara.
Video tersebut diambil oleh tim Patroli Kepulauan Krakatau BKSDA Bengkulu Lampung, pada Sabtu (22/12/2018) pukul 18.15 WIB.
Baca Juga : Ifan Seventeen Ungkap Kronologis Tsunami Banten, Sempat Lihat Bara Anak Gunung Krakatau
"Sabtu pagi, 22 Desember 2018, Pantauan Tim Patroli dari Pulau Panjang CAL Kepulauan Krakatau, Gunung Anak Krakatau menunjukkan aktivitas vulkanologi aktif.
Ditandai dengan semburan asap dan material disertai dengan getaran-getaran gempa kecil (tremor) yang terus berlanjut hingga siang hari, dan intensitasnya semakin tinggi serta disertai suara-suara letusan.
Aktivitas tersebut tidak berhenti bahkan bertambah dengan letusan-letusan yang dibarengi dengan keluarnya pijaran-pijaran api dan suara letusannya bertambah keras.
Kondisi ini terus berlanjut dan semakin banyak pijaran api yang terlihat keluar.
Sekitar pukul 20.30 WIB terlihat api yang keluar dari kawah sudah berbentuk hembusan api, dan awan pekat tertiup arah angin dan abu vulkanik mengarah ke Pulau Panjang lokasi Pos Jaga BKSDA," tulis keterangan dalam akun tersebut.
Di video lainnya dalam akun Instagram yang sama, tampak terlihat jelas pijara-pijaran api menyembur dari mulut Gunung Anak Krakatau.
Baca Juga : Gunung Anak Krakatau Meletus 49 Kali Hanya dalam Waktu 6 Jam, Radius Berbahaya Diperluas
Gunung ini masih aktif untuk tumbuh besar dan tinggi dengan melakukan erupsi.
Gunung Anak Krakatau baru muncul dari permukaan laut tahun 1927.
Melansir GridHot.ID, sejak 18 Juni 2018, Gunung Anak Krakatau memang mengalami peningkatan aktivitas vulkanik.
Baca Juga : Meletus Sebanyak 56 Kali dan Berstatus Waspada, Gunung Anak Krakatau Masih Aktif untuk Tumbuh Besar Ada pergerakan magma ke luar permukaan sehingga terjadi erupsi.
Nama Gunung Krakatau pernah disematkan pada salah satu puncak gunung berapi di sana yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau.
Baca Juga : Ditinggal Seluruh Rekannya Akibat Tsunami Banten, Ifan Seventeen Pamit
Gunung Anak Krakatau berada di kawasan kaldera purba tersebut masih aktif dan tetap bertambah tingginya.
Dan hingga kini, Gunung Anak Krakatau perlahan menunjukkan aktivitas vulkaniknya.
(*)