Find Us On Social Media :

Jadi Korban Tsunami Banten, Ifan Seventeen: 2 Jam di Laut, Saya Sempat Rasakan Sakaratul Maut

By Okki Margaretha, Selasa, 25 Desember 2018 | 12:34 WIB

Ifan Seventeen mengaku sempat dua jam terapung di laut saat tsunami Banten terjadi.

Grid.ID – Ifan Seventeen menjadi satu-satunya personel band Seventeen yang selamat pasca terjadinya musibah tsunami Banten.

Tiga personel band Seventeen yakni Bani, Herman dan Andi ditemukan meninggal dunia pasca tsunami hebat yang melanda pesisir Banten pada Sabtu (22/12/2018) lalu.

Ifan Seventeen juga harus ikhlas kehilangan istri tercinta, Dylan Sahara yang ditemukan meninggal dunia, setelah dua hari dalam pencarian di kawasan Tanjung Lesung.

Baca Juga : Air Mata Ifan Seventeen Tak Terbendung Lagi Saat Dampingi Jenazah Dylan Sahara yang Terbujur Kaku di dalam Peti

Hari ini, Selasa (25/12/2018) Ifan Seventeen terbang bersama jenazah istrinya, Dylan Sahara menuju kampung halaman Dylan di Ponorogo, Jawa Timur.

Setelah sebentar disemayamkan di rumah duka, jenazah Dylan Sahara akhirnya dimakamkan di TPU Arum, Ponorogo, Jawa Timur, sekitar pukul 11.00 WIB tadi.

Ifan Seventeen menunaikan tugasnya sebagai suami yang mendampingi dan membopong jenazah Dylan Sahara menuju ke tempat peristirahatan abadinya.

Baca Juga : Ifan Seventeen Masuk ke Liang Lahat Istri, Bantu Proses Pemakaman Jenazah Dylan Sahara

Setelah ikut dalam proses penguburan istrinya, Ifan Seventeen mau sedikit berbagi pernyataan kepada awak media.

Dalam kesempatan itu, Ifan Seventeen mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah menaruh simpati serta doa kepada semua korban, termasuk keluarga Seventeen.

“Saya mewakili istri saya mengucapkan terima kasih buat teman semua,”

Baca Juga : Sempat Berusaha Tegar, Ifan Seventeen Kembali Menangis Lihat Peti Jenazah Istri dan Sahabatnya

“Dengan adanya musibah ini mengakibatkan kehilangan yang sangat besar, salah satunya istri saya dan personel band saya,” kata Ifan Seventeen seperti dikutip oleh Grid.ID dari Facebook live Surya di TPU Arum, Ponorogo, Jawa Timur.

“Banyak doa yang berdatangan terutama dari teman musik, masyarakat dan pada hari ini warga Ponorogo terimakasih banyak,” kata Ifan yang mengenakan kacamata hitam.

Setelah mengucapkan terimakasihnya, Ifan mengenang sedikit bagaimana perjuangannya sehingga bisa selamat daru amuka tsunami Banten.

Baca Juga : Antarkan Jenazah Istri ke Peristirahatan Terakhir, Ifan Seventeen: Kita Pulang Sayang Ya

Menurut Ifan, dia sudah tak bisa lagi mengingat secara detail bagaimana dahsyatnya bencana itu terjadi.

“Ketinggian (ombak) 5 meter, jadi saya enggak bisa menggambarkan yang pasti block di lapangan sampai terkelupas, tembok setengah meter jebol,” kata Ifan Seventeen.

“Membuat tubuh manusia terbanting-banting, mukjizat Allah saya di sini,” kata Ifan menahan haru.

Baca Juga : Ifan Seventeen: Allah Mempertemukan Kita, Allah Pula Yang Memisahkan

Menurut Ifan, ketika tubuhnya terombang-ambing di laut selama berjam-jam, di situlah Ifan merasa jika ajal sudah mendekatinya.

“Saya terkatung-katung di laut lebih dari 2 jam.”

“Saya sempat rasakan sakaratul maut, kita mendoakan untuk seluruh korban,” kata Ifan yang memilih menyudahi proses wawancara.

(*)