Grid.ID - Kecelakaan maut di Mega Mendung, 22 April 2017 lalu sudah membuat warga di jalur Puncak sangat prihatin.
Sebab itu, puluhan warga melakukan doa bersama di lokasi tabrakan beruntun Tanjakan Selarong Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Doa bersama itu dilakukan pada Sabtu (29/4/2017), atau tepat sepekan setelah kecelakaan maut Megamendung.
Seperti diberitakan Grid.ID sebelumnya, kecelakaan di Megamendung itu memakan korban jiwa 4 orang.
Kecelakaan tersebut melibatkan 9 kendaraan, diawali bus pariwisata HS Transport yang diduga rem blong.
Seperti dilaporkan Pikiran-rakyat.com, kecelakaan itu memmbuat warga Desa Cipayung melakukan doa bersama.
Doa yang dimulai pukul 14.00 hingga 15.00, Sabtu 929/4/2017).
Dalam kesempatan itu, warga juga mengungkapkan keluhannya terhadap pemerintah daerah setempat dan aparat kepolisian.
(BACA JUGA: BREAKING NEWS! Detik-Detik Video Evakuasi Korban Tewas Kecelakaan Maut di Ciloto, Ini Bilang Kasat Lantas Cianjur)
18 tuntutan
Mereka mengajukan setidaknya 18 tuntutan yang disampaikan Sekretaris Desa Citeko, Sahrudin Shobirin dalam orasinya.
Menurut dia, kecelakaan di jalur Puncak salah satunya disebabkan fasilitas rambu-rambu lalu lintas yang masih minim.
"Semoga ini menjadi perhatian semua pihak, terutama pemerintah Kabupaten dan Pusat agar tidak terjadi lagi," katanya.
Sahrudin meminta dinas terkait yang menangani jalur Puncak memasang rambu-rambu lalu lintas setiap 500 meter.
Warga juga meminta instansi terkait memasang imbauan di setiap restoran, hotel dan tempat peristirahatan penggunaan jalan agar lebih menjaga kondisi pengendara dan kendaraannya.
Selain itu, kondisi badan jalan juga memprihatinkan, karena bergelombang dan berlubang di sejumlah lokasi.
"Tolong buatkan tempat-tempat di titik-titik tertentu untuk bantalan penahan atau bantalan pengaman khusus guna menahan ketika ada kendaraan yang rem blong," kata Sahrudin menambahkan.
Warga juga menganggap pemerintah dan kepolisian kurang mengawasi kendaraan yang melintas di Puncak, terutama sebelum tabrakan tersebut.
Peristiwa tersebut diharapkan jadi bahan evaluasi dinas terkait dan kepolisian untuk meningkatkan pengawasan kendaraan umum yang tidak layak beroperasi melalui razia di area peristirahatan dalam tol sebelum keluar di gerbang Ciawi.
(BACA JUGA: BREAKING NEWS! Korban Kecelakaan Ciloto Terus Bertambah, Informasi Terkini Jadi 13 Orang Tewas di Tempat)
Tabrakan sehari kemudian
Namun, doa, tuntutan dan keprihatinan warga itu langsung dijawab dengan kecelakaan lain di jalur Puncak.
Kali ini kecelakaan lebih parah, karena sementara mengakibatkan 8 orang tewas, atau dua kali lipat dari kecelakaan di Megamendung.
Sebuah bus pariwisata terlibat kecelakaan dengan sejumlah kendaraan lainnya di Desa Ciloto, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (30/4/2017).
Selain 8 orang tewas, ada sejumlah orang yang mengalami luka-luka berat dan ringan.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.30 WIB.
Kecelakaan terjadi antara bus pariwisata bernomor polisi B 7057 BGA dengan tiga mobil, empat sepeda motor, dan sebuah angkot jurusan Cipanas - Puncak.
“Laporan sementara 8 orang meninggal dunia dan belasan orang mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut. Korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Cimacan, Cipanas," ucap Yusri, saat dikonfirmasi.
Dari informasi sementara, sambung Yusri, bus pariwisata tersebut bergerak dari arah Puncak menuju Cipanas.
Dugaan sementara, bus tersebut mengalami rem blog dan menabrak beberapa kendaraan yang berada di depannya. Usai menabrak, bus langsung terperosok ke perkebunan.
(BACA JUGA: BREAKINGS NEWS! Dampak Kecelakaan, Jalur Puncak Macet Total, Warga Membantu Polisi)
“Kejadian kecelakaan hampir sama seperti di Gadog, Megamendung, pekan lalu. Diduga bus gagal melakukan rem karena tidak berfungsi dan menabrak beberapa kendaraan lain," katanya.
Hingga kini, polisi masih berada di lokasi melakukan evakuasi dan melakukan rekayasa lalu lintas. Korban sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Kondisi arus lalu lintas pun macet akibat peristiwa itu.