Grid.ID - Banyak perempuan lupa menjaga pola makan dan berolahraga.
Jangankan perempuan yang bekerja, ibu rumah tangga pun sering mengatakan hal sama.
Padahal, risiko masalah tulang dan otot membayangi.
Agnes, misalnya. Setiap pagi, ibu rumah tangga warga perumahan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, ini sibuk memasak sarapan buat suami dan anak semata wayangnya.
Sesudah makanan siap, dia beranjak menyiapkan baju untuk dua orang tercintanya itu.
(BACA JUGA Resepsi Belum Selesai, Pengantin Wanita Minta Cerai, Ini Penyebabnya!)
Selepas sang suami berangkat kerja dan anaknya sekolah, Agnes pun disibukkan dengan segala pekerjaan rumah tangga, dari mencuci, mengepel, memasak untuk makan siang dan malam, beberes rumah, hingga menyeterika.
Makan dia lakukan sambil mengerjakan semua aktivitas itu. Itu pun cuma beberapa suap.
Petang harinya, perempuan berusia 40 tahun itu masih harus menemani anaknya belajar.
Begitu ketika suami dan anaknya tidur pada malam hari, Agnes masih berkutat merapikan piring dan gelas bekas makan malam.
(BACA JUGA Inilah Jenis Bra Olah Raga yang Dipakai 3 Selebriti Untuk Menjaga Payudara)
Rutinitas itu berlanjut dari hari ke hari, dan belum terhitung ketika suami atau anaknya sakit.
Masih ada juga urusan sosialisasi dengan tetangga dan keperluan lain, termasuk dengan keluarga besar.
Olahraga jadi agenda ke sekian kali, yang bahkan malah tak sempat terpikir.
Meski memasak, makan juga belum tentu teratur, terutama saat urusan beberes rumah belum tuntas. Alhasil, urusan kesehatan badan sendiri kerap terabaikan.
Peringkat terbawah
Agnes bukan satu-satunya yang punya cerita seperti itu.
Survei Kesehatan Wanita Indonesia 2017 yang dilakukan PT Fonterra Brands Indonesia dan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) menemukan mayoritas perempuan Indonesia lebih mengutamakan keluarga dibanding kesehatan diri mereka.
(BACA JUGA Jangan Sering "Selfie", Ini Sebabnya! Wanita Wajib Baca)
Bahkan, survei itu mendapati, rata-rata perempuan Indonesia menempatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya di peringkat kedua terbawah dalam daftar lima prioritas hidup.
Tiga besar prioritas mereka, berturut-turut adalah keluarga, spiritual, dan keuangan.
Survei yang sama menyebutkan, kondisi itu bukan berarti perempuan tak sadar soal pentingnya gaya hidup sehat, termasuk demi mengurus keluarga dan menjalankan peran di masyarakat.
Merujuk riset ini, 9 dari 10 perempuan tidak mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang.
Lalu, 8 dari 10 perempuan tidak rutin berolahraga. Bahkan, mayoritas responden menganggap olahraga sebagai kegiatan yang membosankan.
Hasilnya, survei mendapati 58 persen dari 500 responden mengaku punya keluhan sakit punggung dan otot.
Sudah begitu, 67 persen responden yang mengaku menghadapi masalah itu tak berupa mencari pengobatan.
Seperti apa kebutuhannya?
Masalah tulang dan otot ini tentu saja berkaitan erat dengan asupan nutrisi sehari-hari, terutama kalsium dan vitamin D.
Menurut National Institutes of Health (NIH) Osteoporosis and Related Bones Diseases National Resources Center, dari usia 19 sampai 50 tahun, perempuan butuh minimal 1.000 mg kalsium per hari.
Selewat usia 50 tahun, kebutuhan kalsiumnya bertambah lagi menjadi minimal 1.200 mg per hari.
Makanan dengan kandungan tinggi kalsium antara lain kacang almon, sayur brokoli, ikan salmon, dan ikan sarden.
Untuk minuman, sumber kalsium bisa diperoleh dari jus jeruk dan susu.
(BACA JUGA AWAS! Jangan Pakai Powerbank Pada Smartphone, Ini Bahayanya!)
Kalsium tanpa kehadiran vitamin D yang mencukupi juga tak akan memberi manfaat bagi tubuh.
Kalsium membutuhkan vitamin ini untuk penyerapan optimalnya.
Sumber vitamin D dari makanan antara lain didapat dari kuning telur, ikan air laut, dan susu.
Kebutuhan vitamin D perempuan adalah minimal 15 mcg per hari, sampai usia 70 tahun.
(BACA JUGA 5 Fakta Kesehatan Jupe Menurun Drastis, Nomer 3 dan 4 Bikin Seram dan Menyedihkan)
Lebih dari umur itu, kebutuhannya naik menjadi 20 mcg per hari.
Selain kedua nutrisi di atas, tubuh juga membutuhkan protein, kolagen, serta vitamin C dan E untuk menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot.
Jika ketiga organ yang termasuk ke dalam sistem muskuloskeletal—struktur yang menunjang bentuk tubuh dan mengurus pergerakan—ini sehat, maka orang pun dapat bergerak secara aktif.
Apakah itu sudah cukup? Belum.
Tanpa aktivitas di luar ruangan dan olahraga rutin, asupan nutrisi di atas belum akan memberikan banyak manfaat buat badan.
Vitamin D, misalnya, baru bisa aktif bila badan mendapat cukup paparan sinar matahari.
Satu lagi, asupan nutrisi yang tepat juga butuh dibantu olahraga rutin, agar manfaatnya optimal bagi tulang dan otot.
"Wanita yang berolahraga secara rutin umumnya akan memiliki nilai kepadatan dan kekuatan tulang lebih besar dibandingkan dengan yang jarang melakukan aktivitas fisik," ujar tim dari NIH, seperti dilansir dalam situs web-nya pada Mei 2015.
Waktu yang dibutuhkan sebenarnya relatif tidak banyak, selama olahraga dilakukan teratur dan terukur.
"Setidaknya 30 menit per hari, lima kali seminggu," ujar dokter spesialis olahraga sekaligus Sekretaris Jenderal Perosi, Andi Kurniawan, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/3/2017).
(BACA JUGA Gemar Olah Raga, ini Cara Chacha Frederica Jaga Badannya)
Ragam olahraga yang disarankan untuk membantu menjaga kondisi dan kelenturan tulang, sendi dan otot, antara lain jalan kaki, senam, tai-chi, dan menari.
Latihan fisik ini akan membantu meminimalkan risiko para perempuan terkena osteoporosis alias pengeroposan tulang serta penyakit sendi dan otot.
Kemungkinan untuk jatuh yang dapat mengakibatkan patah tulang pun dapat dicegah.
Data Kementerian Kesehatan yang dilansir pada 2015 menyebutkan, 1 dari 4 perempuan berusia 50-80 tahun di Indonesia menderita osteoporosis.
Risiko perempuan menderita masalah degeneratif ini juga disebut 4 kali lebih besar daripada laki-laki, merujuk hasil riset International Osteoporosis Foundation.
Pentingnya upaya mengingatkan para perempuan tentang risiko kekuatan tulang dan otot gara-gara lupa menjaga pola makan dan rutin berolahraga ini mendasari munculnya kegiatan seperti kampanye #TetapBisa dari Anlene.
Gerakan tersebut mengajak para perempuan untuk selalu aktif bergerak sembari memberi edukasi mengenai kecukupan asupan gizi, sekalipun usia terus bertambah.
Jika ingin mencari tahu mengenai kampanye tersebut lebih lanjut, situs web berikut bisa dibuka.
Ingat, urusan perempuan tak pernah tentang dirinya sendiri saja, apalagi bila sudah berkeluarga. (*)