Laporan Wartawan Grid.ID, Widyastuti
Grid.ID - Memperingati Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei berbagai pendemo datang dari daerahnya masing-masing.
Tidak hanya laki-laki yang memenuhi kawasan protokol Ibu Kota, tetapi para wanita pun juga ikut serta turun langsung untuk mengeluarkan aspirasinya.
Seperti Badriah, wanita asal Cikarang, Bekasi ini rela datang sejak pagi untuk ikut meramaikan May Day ini.
(BACA JUGA 20 Tahun Bekerja Sebagai Buruh, Ibu Ini Ngaku Upah Gitu-Gitu Saja)
"Ya ikut biar ramein saja sih, tapi ingin protes juga," tutur Badriah saat berbincang dengan Grid.ID di sekitaran Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin (1/5/2017).
Badriah ingin protes terkait upah yang diterimanya, yang dirasa masih kurang untuk kebutuhan hidup.
"Kurang banget (upah), kebutuhan hidup meningkat tapi gaji segitu-segitu saja, tapi UMR sih," tambah Badriah.
(BACA JUGA Dihari Buruh International, Perempuan ini Minta Pemerintah Hapus 'Kerja Kontra')
Wanita yang bekerja di PT. Daelim Indonesia ini juga ingin upah karyawan baru dan karyawan lama dibedakan.
"Sudah kerja 20 tahun, saya tuh ingin gaji dibedakan antara (karyawan) yang baru dan yang lama," ucapnya kembali.
Tidak hanya Badriah, wanita pendemo lainnya juga berdemo untuk mempermasalahkan gaji yang didapatnya.
(BACA JUGA Masih Ingat Kasus Marsinah? Kepergian Wanita Pejuang Hak Buruh ini Masih Meninggalkan Misteri)
"Saya berangkat jam 08.00 pagi, ingin memperjuangkan hak buruh, outsourcing dihapuskan," teriak wanita yang tidak mau diwartakan namanya oleh Grid.ID.
Wanita ini juga mengeluhkan, upah UMR yang diterimanya tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya yang memiliki tiga anak tanpa didampingi seorang suami.
"Mau UMR dinaikin karena masih kurang, anak saya tiga dan nggak ada suami," teriaknya. (*)