Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Sarah Nurhayati
Grid.ID - Riedhan Fajarsyah, kembaran Ifan Seventeen, turut menjadi korban selamat dalam tsunami Selat Sunda yang melanda pesisir Banten.
Ia mengungkapkan sempat memiliki firasat sesaat sebelum diterjang gelombang tsunami yang menyapu.
Lima belas menit sebelum grup band Seventeen manggung, Riedhan Fajarsyah sempat terpaku menatap lautan dan mencari titik keberadannya di aplikasi Waze.
Baca Juga : Minta Dukungan Rizal Armada, Ifan Seventeen: Kadang Rasanya Capek Banget, Doain Gue Kuat ya
Dirinya merasa penasaran dengan lokasi tempat penyelenggaraan acara di mana band adiknya manggung.
"Saya buka Waze. Saya lihat itu saya di ujung pulau, di atasnya ada tulisan Selat Sunda. Saya sempat terpikir 'Oh kalau tsunami berarti tsunami Selat Sunda'," kenang Idhan sapaan akrabnya saat ditemui Grid.ID usai acara tahlilan di kediaman Herman Seventeen, di Kompleks DPR-RI, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (26/12/2018).
Pikiran mengenai bencana tsunami melintas di benaknya, saat itu dirinya memang seakan memiliki firasat berlebih terkait tsunami.
Sehingga, ia langsung melihat sekitar dan mencari jalan jika seandainya tsunami tersebut menerjang.
"Terus yang kedua, kalau normalnya ketika tsunami dateng kan pasti ngeri nih. Pikiran saya waktu itu saya ngelihat ke laut Kalau ada tsunami terus saya ngelihat ke belakang, anak saya gendong, istri saya pegang, saya lari ke jalur sini, sini, sini," katanya.
Namun tak lama tsunami tersebut menerjang secara tiba-tiba hingga akhirnya menyapu seluruh masyarakat yang berada di pesisir pantai.
Baca Juga : Kembaran Ifan Seventeen Ceritakan Kronologi Terseretnya Dylan Sahara oleh Gelombang Tsunami Banten
"Tapi abis itu itu saya mikir Ifan gimana, Dylan gimana, adik-adik gua sama anaknya gimana. Nggak lama saya langsung ditegur sama istri saya gara-gara ngelamun. 15 menit abis itu baru kejadian," tukas Idan.
Beruntung, Idhan masih bisa selamat dalam tragedi yang menewaskan ratusan jiwa tersebut.
Baca Juga : Kembaran Ifan Seventeen Ceritakan Cara Dirinya Lolos dari Maut saat Tsunami Banten
Namun, ia harus menerima kenyataan bahwa beberapa sahabatnya harus meninggal dunia.
(*)