Find Us On Social Media :

Kisah di Balik Hari Buruh 1 Mei, dari Memuja Dewa Bunga, Hari Katolik, Penyebaran Komunis, Sampai Kerusuhan

By Kama, Senin, 1 Mei 2017 | 22:33 WIB

Hari Buruh May Day pada tanggal 1 Mei

Namun, kerusuhan pecah sehingga terjadi bentrok antara aparat keamanan dan para buruh.

Kerusuhan tersebut juga ditandai dengan ledakan-ledakan bom yang membunuh banyak orang.

Butuh waktu berhari-hari untuk mendamaikan perseteruan tersebut, dan butuh waktu 5 tahun sampai akhirnya tuntutan para buruh pekerja itu diterima.

Untuk itu, kaum sosialis dan komunis memeringati tanggal 1 Mei tersebut sebagai hari Buruh.

Kaum sosialis dan komunis itupun menyebar ke Eropa dan Asia, sehingga kebanyakan negara memeringati tanggal 1 Mei sebagai hari Buruh.

(BACA JUGA: Eh, Gempita Juga Kirim Karangan Bunga Untuk Ahok dan Djarot Loh! Ini Dia Kata-kata Lucunya)

Hari Buruh di Indonesia

Di Indonesia sendiri, tanggal 1 Mei tidak selalu diperingati sebagai hari Buruh.

Di awal pemerintahan Indonesia, paham komunis membawa konsep hari Buruh sebagai bagian dari ideologi yang berlandaskan terhadap pekerja buruh.

Namun, kejadian G30SPKI yang membuat paham komunis menjadi sesuatu yang tabu dan dilarang untuk dibicarakan pada zaman Order Baru.

Di masa tersebut, hari Buruh atau May Day itu dianggap sebagai tindakan melawan pemerintah karena konotasi negatif terhadap insiden masa lalu.

Baru setelah jatuhnya Soeharto sekaligus menandai runtuhnya kekuasaan Order Baru, tanggal 1 Mei kembali diperingati sebagai hari Buruh.

Meski tanggal tersebut ditandai sebagai hari demonstrasi yang menyuarakan suara rakyat dan bukan hanya sekadar suara buruh.

Dari tahun ke tahun, jumlah pendemo juga semakin banyak dan semakin rentan disusupi oleh oknum-oknum.

Hingga akhirnya pada tahun 2014. pemerintah menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional. (*)