Ketiga lempeng tersebut setiap tahunnya terus bergeser 6 sampai 7 centimeter.
"Kita ada tiga lempeng utama yang saling berjalan. Dari Australia ada lempeng yang menyodok ke Utara dan ini kan terus-menerus setiap tahun 6 sampai 7 cm, katakanlah begitu, dan tentu ini ada energi yang tersimpan dan tentu saja setiap saat bisa saja energi ini lepas dan kemudian menyebabkan gempa bumi yang cukup besar dan tentu diiringi dengan tsunami kalau itu terjadi di lautan," papar Widjo Kongko.
Kemungkinan atau potensi tersebut tidak hanya terjadi di wilayah yang disebutkan namun bisa terjadi di beberapa wilayah lainnya di Indonesia.
Karena banyak wilayah Indonesia yang menjadi titik temu lempeng selain dari tiga lempeng yang telah disebutkan sebelumnya.
Namun Widjo kembali mengingatkan agar masyarakat tak perlu resah dengan potensi yang diungkapkan olehnya.
Karena hal ini justru menjadi perencanaan awal untuk dilakukannya upaya penyelamatan jika terjadi gempa dan tsunami besar di kemudian hari. (*)