Berdasarkan pengamatan yang dilakukan KESDM, Badan Geologi dan PVMBG, tercatat telah terjadi tremor terus menerus dengan amplitudo 8 hingga 32 mm.
Sementara itu, sejak diketahui erupsi pada Sabtu (22/12/2018), Gunung Anak Krakatau belum berhenti memuntahkan lava pijar dan abu vulkanik dengan batuan panas ke udara.
Bahkan, asap abu vulkanik tersebut terus mengepul tinggi hingga menutupi badan Gunung Anak Krakatau.
Baca Juga : Penampakan Jarak Dekat Anak Krakatau, Bara Api Terlontar dan Turun Bagaikan Hujan Bebatuan Neraka
Suara dentuman juga beberapa kali terdengar di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau juga menyebabkan hujan abu dan pasir di Cilegon dan sebagian Kota Serang, Banten.
Melansir laman Kompas.com, naiknya status Gunung Anak Krakatau ini membuat radius bahaya di perluas menjadi 5 kilometer.
Baca Juga : Abu Vulkanik Seperti Pecahan Gelas Hadang Tim BMKG yang Hendak Dekati Gunung Anak Krakatau
Para warga pun dihimbau untuk menjauhi garis pantai dan daerah terdampak bencana erupsi Gunung Anak Krakatau.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono mengunggah sebuah video yang meununjukkan aktivitas Gunung Anak Krakatau via Twitter.
Dalam video tersebut terlihat kilatan petir yang beberapa kali menyembar di dekat Gunung Anak Krakatau yang tengah memuntahkan lava pijar.
Video tersebut diambil dari Bakauheni, Lampung.
Hingga saat ini, Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Anak terus memantau visual aktivitas Gunung Anak Krakatau di pos pantau Pasauran, Cinangka, Kabupaten Serang.
Kushendratno meminta warga untuk tenang dan tidak panik. Pihaknya akan terus melaporkan perkembangan terbaru terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau. (*)