Find Us On Social Media :

Bos Gokil, Muka Karyawan Langsung Dibekap Gurita Jika Gagal Penuhi Target

By Hery Prasetyo, Selasa, 2 Mei 2017 | 10:55 WIB

Ini gurita yang dipakai membekap muka karyawan yang gagal memenuhi target.

Grid.ID - Banyak cara untuk memacu kinerja karyawan dalam memenuhi target.

Namun, bos satu ini amat gokil. Dia memiliki metode yang aneh dan terlalu liar untuk memacu kinerja.

Dia tak lain adalah bos perusahaan Central Claim Group. Perusahaan di Manchester, Inggris ini bergerak di bidang jasa, membantu konsumen kembali mengklaim kesalahan jual Payment Protektion Insurance (PPI).

Sang bos akan menerapkan hukuman kepada staf bagian call center jika mereka gagal mencapai target penjualan.

Yang aneh, hukuman itu berupa pembekapan muka dengan gurita.

Karyawan yang gagal itu disuruh berbaring di lantai. Lalu, mukanya akan dibekap gurita yang masih segar.

Sementara karyawan lainnya akan mengelilinginya. Lalu, mereka akan menertawakan staf yang mendapat hukuman itu.

Meski hanya sebentar, namun hukuman ini cukup membuat geli, bahkan jijik.

Menurut bos perusahaan ini, aturan tersebut tidak bersifat mengikat, tapi suka rela. Yang keberatan boleh menolak hukuman tersebut.

Meski begitu, menurut mereka ini hukuman yang berbau hiburan dan canda.

Jika menolak, alternatif hukuman lain adalah menari ayam. Yakni menari seperti gerakan dan karakter ayam.

Kisah ini direkam oleh seorang staf yang kemudian mengirimkannya ke Manchester Evening News.

Sontak, berita ini menjadi viral. Banyak yang menilai, gurita itu tidak dalam keadaan hidup, meski masih segar.

Dalam rekaman itu setidaknya terhitung ada 9 staf yang mendapat hukuman aneh tersebut.

Direktur manajemen perusahaan itu, Paul Lord mengatakan, "Tim pemasaran kami melakukan hal itu secara suka rela. Kita tak ingin memaksa mereka melakukan yang tak mereka suka."

"Hukuman ini sekalius bermuatan canda, sebuah permainan," tambahnya.

Pernyataannya ternyata tak mengada-ada. Sebagian karyawan yang menghubungi Manchester Evening Star membenarkan, hukuman itu bersifat suka rela.

Sang manajer pemasaran, Liam Moran menjelaskan, "Tak ada yang dipaksa. Ini dilakukan untuk kemeriahan dan meningkatkan atmosfir lebih baik." (*)