Selain The New York Times, rupanya banyak media asing lainnya yang ikut memberitakan tentang perjuangan Sutopo Purwo Nugroho.
"Saat saya tanya, "Apa yang menarik dari saya sehingga Pak Paddock datang kesini?". Dia mengatakan, "Apa yang kamu lakukan sangat menarik diberitakan. Dari sisi kemanusiaan sangat menarik. Indonesia dia ditimpa banyak bencana yang menimbulkan ribuan korban jiwa. Di saat bersamaan, Pak Topo yang sakit kanker paru stadium 4b. Sakit kritis yang pasti menyakitkan. Tapi terus menerus memberikan informasi bencana tanpa menyerah dan mengenal lelah. Ini sangat menginspirasi. Media internasional juga banyak memberitakanmu. Merujuk semua informasimu. Penjelasan yang kamu berikan cepat, akurat dan menenangkan banyak pihak." lanjut Sutopo beberkan pengalamannya diwawancarai oleh wartawan media Amerika tersebut.
Menurut Paddock, umumnya orang yang sakit separah itu akan menghabiskan banyak waktunya dengan berbaring di rumah sakit.
Baca Juga : Pesawat Lion Air Jatuh, Humas BNPB Sutopo Bagikan Foto Serpihan Puing Pesawat
Sampai-sampai ia heran kenapa Sutopo bisa dengan sangat cepat dan tanggap memberikan pelayanan kepada publik.
"Umumnya survivor kanker, apalagi sudah level kritis, dia banyak di rumah atau di rumah sakit. Tapi kamu masih bekerja melayani media dan publik. Saya follower twitter kamu. Sangat cepat sekali kamu memberikan informasi bencana." ungkap wartawan tersebut kepada Sutopo Purwo.
Paddock sendiri mengaku bahwa penyampaian informasi bencana di negaranya tidak secepat itu.
Ia berani menyimpulkan demikian karena sudah menjadi follower Sutopo di Twitter.
Baca Juga : Pesan Haru Putra Sutopo Purwo Nugroho dari Puncak Gunung Sindoro: Ayah, Jangan Menyerah Melawan Kanker