Perempuan yang sedang menempuh pendidikan master teknologi ini aktif menggerakkan anggotanya.
Mereka berkampanye melawan pemabuk dan pemerkosa hingga melakukan sweeping di sekitar wilayah Sagar di distrik in Madhya Pradesh.
Sasaran sweeping mereka adalah toko-toko yang menjual minuman beralkohol. Para perempuan itu akan memaksa warung-warung yang digunakan mabuk untuk tutup.
Begitu juga dengan toko penjual miras di dekat sekolah, dekat kuil, dan tempat-tempat ibadah.
“Kami bisa dibilang pasukan anti miras. Kami selalu bergerak dengan seragam warna pink agar masyarakat mengenali."
"Kami meminta masyarakat tidak minum miras di tengah kampung karena terbukti telah menumbulkan banya masalah, terutama kekerasan terhadap wanita.” egas Jyoti Patel.
Suman Singh menambahkan, "Ketika wanita masuk menjadi anggota Gulabi, karena dia merasa menjadi korban ketidakadilan dan menjadi korban kekerasan.
Banyak kasus
Daerah di India yang paling banyak mengalami kekerasan wanita adalah Uttar Pradesh.
Di provinsi ini terdapat 1.963 kasus pemerkosaan dan 7.910 kasus penculikan pada tahun lalu.
Korupsi juga ikut memperparah kekerasan kepada wanita. Sering kali penegak hukum kurang tegas karena faktor korupsi.
Sebab itu, Geng Gulabi mencoba terus aktif menegakkan keadilan, terutama bagi wanita.
Mereka aktif melakukan dialog, protes terhadap korupsi kekuasaan, melakukan demo dan pemogokan.
Namun, jika semua itu tak memberi efek, maka tongkat mereka akan berbicara. Geng Gulabi akan menegakkan keadilan dan untuk melindungi wanita dengan tongkat-tongkat mereka.
Di daerah Bundelkhand, misalnya, banyak kasus yang memprihatinkan.
Seorang wartawan, Amana Fontanella Khan mengatakan, "Keadilan di Bundelkhand seperti tak berfungsi dan tak bisa diandalkan. Geng Gulabi mengisi kekosongan penegakan hukum ini." (*)